Skip to main content

KATA CINTA PADA KERTAS BERGAMBAR BUNGA ROS

Namanya Solomon. Dia seorang yang lugu dan pendiam. Entah kenapa ibunya menamai dia Solomon. Tapi menurut cerita, ketika ibunya muda dulu pernah berkenalan dengan seorang pemuda Philipina bernama Solomon. Sampai pada waktunya dia jatuh cinta, tapi sayang Solomom telah berlalu meninggalkan dirinya, pulang ke negeri asalnya sebelum cintanya itu terungkapkan. Orienta nama ibunya. Solomon dilahirkan dari rahim Orienta dua puluh tahun lalu. Solomon adalah hasil perkawinan dengan Wisnu, seorang pemuda kampung yang tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Orienta. Begitulah perkawinan mereka berjalan tiada hambatan meskipun bayangan Solomon tak bisa lepas dari ingatan Orienta. Pemuda ganteng, kekar, berkulit mulus dengan titik-titik jerawat di pipinya, duhai, lelaki itu bagai langit malam yang berbintang gemintang.
Sampai pada saat kelahiran anaknya, subuh itu ketika azan berkumandang terdengar suara tangisan kecil di sebuah klinik bersalin. Tak begitu sadar ketika Orienta berteriak penuh sukacita menyambut kelahiran anaknya.


"Solomon! Solomon!" dia berterik keras hingga mengagetkan suaminya yang semalaman menunggui anak pertamanya itu.
"Mengapa Solomon?" Wisnu berkerut dahi campur perasaan kaget. Matanya memandang wajah istrinya yang begitu gembira. Solomon. Kata itu baru keluar lagi setelah tiga tahun tak terucapkan. Terpendam dalam lubuk hati yang paling dalam.
"Solomon, Pak, Solomon!" Orienta memegang tangan Wisnu erat-erat. Ada aliran kasih sayang yang dalam dari tangan Orienta. Mengalir deras bersatu dengan arus darah dalam urat nadinya.
"Anak kita, Pak! Anak kita kuberi nama Solomon saja, ya, Pak!"
"Mengapa Solomon?" Wisnu semakin bingung dengan tingkah laku istrinya itu. Padahal dia sudah mempersiapkan nama yang bagus selama kehamilannya. Abu, Abu Bakar Ibn Wisnu!
Tapi tak apalah, aku mengalah saja, hatiku berguman. Sejak bertemu pun aku selalu mengalah terhadap dia. Sebetulnya aku sudah beruntung bisa menjadi pendamping hidupnya. Aku hanya budak kampung, sedang dia memang budak kota dengan segala sesuatunya yang lebih dari aku. Kalau pun orang heran, mengapa dia sampai mau bersamaku, itu hanyalah takdir saja. Bukankah jodoh itu di tangan Tuhan? Dan Tuhan menakdirkan demikian.
Aku bertemu dia ketika sama-sama di satu jurusan pada sebuah perguruan tinggi. Modalku hanyalah kejujuran hingga dia sangat mempercayaiku. Dia sering bercurah hati padaku, hingga aku tahu segala sesuatu tentangnya. Aku pun memberi dia perhatian dan kasih sayang hingga akhirnya aku bersamanya. Dan tentang Solomon? Sebenarnya aku sudah tahu siapa itu Solomon. Dia pemuda yang sangat dicintai dan disayangi oleh perempuan yang sekarang menjadi istriku. Itu dulu. Sampai akhirnya cintanya kandas tak terbalas dan bersandar di pelabuhan hatiku. Aku pun sangat mencintainya.
Tentang Solomon? Aku pernah merasa cemburu. Ketika malam pengantin itu, pada saat aku dan dia saling memadu kasih di atas pembaringan yang diimpikan setiap orang, dia mengigau. "Solomon, Solomon," sampai aku hentikan hingga sebulan kemudian. Setelah itu aku tak pernah merasa cemburu lagi. Aneh. Biarlah dia ber-Solomon ria, tapi aku tetap Wisnu, budak kampung yang datang ke kota dengan modal kejujuran saja. Itu pesan emakku!
"Solomon, ya, Pak! Solomon nama yang bagus!"
"Iya, deh, Solomon, tapi ditambah, ya!"
"Ya, pokoknya depannya Solomon."
"Gimana kalau ditambah namaku saja di belakangnya, jadi Solomon Wisnu Nugroho!" sambil berharap usulan itu diterima istrinya.
"Bagus, bagus, Pak! Yang penting ada Solomon-nya!" Orienta bersemangat. Entah apa sebenarnya yang ada dalam pikirannya.
"Ya, ya... terserah Ibu-lah!" Tubuhnya ingin segera melepaskan diri dari genggaman istrinya, tapi tak kuasa untuk melepaskan begitu saja. Aku takut menyakitinya. Cukup, cukup sekali saja aku menyakitinya. Setelah itu tidak. Aku tak kuasa menyakitinya lagi setelah kejadian itu. Kejadian yang menurutku tidak perlu terjadi.
***
Sekarang Solomon sudah besar. Dia memang agak pendiam  dan paling suka bersama ibunya. Ibunya pun demikian, terkadang aku cemburu dibuatnya. Tapi biarlah, biarlah mereka ber-Solomon ria. Aku tidak. Aku tetap Wisnu budak kampung itu.
Umurnya 20 tahun. Solomon telah tumbuh sebagai pemuda dewasa yang gagah, tampan, dan lugu. Sekarang sudah kuliah semester dua di sebuah perguruan tinggi negeri.
Tak banyak aktivitas yang dia kerjakan. Kegemarannya hanya membaca dan membaca. Dia kurang bergaul, tidak seperti teman-teman yang lain. Tapi dia kelihatan lebih dewasa. Solomon tak pernah tertarik oleh ajakan teman-temannya untuk mendaki gunung, berkemah, pergi ke pantai, berfoto-foto atau sekadar nonton film bersama di bioskop. Sejak kecil dia selalu dekat dengan ibunya, berada dalam bimbingan dan pengaruhnya. Dia tak pernah berani sedikit pun untuk menggoda wanita. Sepertinya tak punya hasrat untuk itu. Bahkan pesona wajah bintang kampus, untaian rambut hitam lurus, bibir seksi dan tubuh mulus tak menyentuh hatinya untuk menyukainya. Baginya semua itu bukan sesuatu yang istimewa. Tapi, sebetulnya ada juga perempuan yang mampu mengisi hatinya selama ini, yang selalu hadir dalam setiap mimpi-mimpi di tidurnya, tapi...
Pernah dia diejek teman-temannya karena dingin dan cuek. Tapi Solomon tak pernah peduli dengan semua itu. Dia tetap akan selalu menyimpan bingkai potret perempuan yang dicintainya, di setiap desah napas, di setiap aliran darah, dan di setiap lirikan matanya. Perempuan itu yang membuat dirinya tak bisa ke lain hati, perempuan itu yang selalu memberi kehangatan bagi kalbunya dan khayalan bagi setiap mimpi-mimpinya.
***
Malam cerah, bintang-bintang bertaburan. Sekali-kali berkelebatan ekor-ekornya menyayat langit. Purnama. Kelelawar berkejaran melintas purnama yang terang itu. Tidak begitu dingin sebenarnya, tapi Solomon menggigil ketika menorehkan pena pada kertas bergambar bunga ros. Setiap malam menjelang tidur, tubuhnya selalu menggigil untuk menuliskan sebuah kata  yang sampai purnama ini belum juga terukir. Setiap ujung penanya menusuk garis-garis kertas itu, dia tak kuasa untuk melanjutkannya. Apa kata orang nanti? Itu yang selalu ada dalam pikirannya.
Biarlah aku tersiksa setiap malam. Biarkan aku menggigil kedinginan karena mengharapkan kahangatan dan cintamu. Biarkan pula bintang-bintang itu bertaburan dan mencari sendiri apa yang diinginkannya. Biarkan pula bulan sendirian, toh, ternyata tetap  memancarkan cahayanya sampai menembus dinding dan jendela hatiku.
Solomon menghirup udara malam yang dingin. Dia termenung di bangku taman seperti biasanya. Dia kembali menatap bulan. Mengapa dia sanggup sendirian sedangkan aku tidak? Aku selalu berharap ada seseorang di bangku ini bersamaku. Perempuan itu yang selalu meremas jantungku.
Setelah malam semakin larut, dia kembali duduk di kursi meja belajarnya. Lampu mejanya masih menyala. Hening. Udara dingin. Sesekali terdengar suara burung hantu atau jengkerik di sela-sela bebatuan. Kepak sayap kelelawar di pohon jambu dekat kamarnya itu membangkitkan kerinduan yang dalam. Dibukanya album-album kenangan yang sedikitnya bisa mengobati kerinduan yang terus merambati sela-sela hatinya. Sebuah potret kecil dipandanginya dengan tatapan yang penuh harapan. Apakah dia juga mencintaiku lebih dari sekadar hubungan ibu dan anak? Cinta. Solomon kecil di pangkuan ibunya. Solomon kecil dalam pelukan ibunya, Solomon kecil dengan ciuman manis bibir ibunya di pipinya, masih terasa hangat.
Andai dia selalu bersamaku, gumannya. Tapi aku sudah besar, tidak lagi dipeluk-peluk dan ditimang-timang. Kalaulah ada sebuah pelukan, ketika aku berulang tahun, aku selalu menafsirkan lain. Cinta. Begitu kuat. Seperti ombak lautan yang membentur-bentur batu karang. Sangat dahsyat. "Tapi dia milik bapakku!", gumannya lagi. Seperti bulan pecah di dadanya. "Sekarang dia tidur dengan bapakku!" pandangannya kembali pada potret kecil itu. Tangannya kembali menggenggam pena yang tergeletak di bawah lampu mejanya. Dia menulisi potret-potret itu dengan kekuatan cinta. Seperti angin topan yang melintas pohon-pohon dan rumah-rumah itu.
"Kau adalah mata hatiku, rambutmu terurai seperti pelangi yang membelah langit, matamu bak lentera di malam kelam dan aku mencintaimu, Orienta!" coretan itu menghiasi potret-potret itu.
Perasaan itu mengalir begitu saja. Seperti air yang memenuhi sungai-sungai. Cinta. Bisa membangkitkan semangat untuk berbuat, gunung pasti kudaki, lautan kan kuseberangi, demi sebuah cinta. Bulan akan kupeluk-peluk, bintang-bintang akan kuuntai menjadi kalung untuk menghiasi lehermu yang bersih, awan-awan akan kuambilkan sebagai alas tidurmu.
Malam semakin larut, suara-suara itu mulai mereda. Hening. Angin tak terasa dingin lagi. Dalam secarik kertas bergambar bunga ros itu, dia telah menuliskan sejuta kata cinta. Orienta!

Comments

Popular posts from this blog

" Foto " 5200 Orang Jadi Model Telanjang Masal

 Kalo di Indonesia seru juga ya..... Fotografer terkenal di dunia dan seniman Spencer Tunick mengubah ikon Sydney Opera House menjadi sebuah instalasi telanjang disebut 'Mardi Gras', bagian dari Sydney Mardi Gras untuk 2010. Kegiatan tersebut diikuti 5200 orang (pria dan wanita) dan semuanya Telanjang alias Bugil. Walaupun katanya mengedepankan unsur 'Seni', tapi yang namanya bugil ya.. tetap bugil...Berikut Foto-fotonya:

Trik Mendapatkan Alamat Email Dari Search Engine

Mempunyai banyak teman di internet adalah sebuah berkah yg luar biasa dan patut disyukuri. Banyak teman banyak rezeki, itu istilah yang tepat. Tapi sebanyak-banyaknya teman, contohnya di Facebook, paling-paling juga hanya bisa ratusan. Tetapi kalau kita orang yang beken dan punya tampang spt artis, itu perkara lain. Tapi kalau kita yang hanya “wong cilik”, nampaknya sebuah mimpi mempunyai ribuan “fans”. Banyak teman biasanya diikuti dengan banyaknya alamat email yang dikoleksi dari mereka. Alamat email yg banyak merupakan sebuah aset yg sangat berharga. Satu email bisa menghasilkan $1-$10 jika dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Masalahnya jika anda mengalami kesulitan untuk mendapatkan alamat email yang banyak dari teman-teman, saya punya kiat alias tips atau bahkan boleh dibilang sebuah trik. Tips dan trik yg saya kenalkan untuk mendapatkan alias mengumpulkan alamat email yg saya ajarkan sangat sederhana, cara untuk mencari dan mendapatkan alamat email kali ini pasti

Contoh Diet Karbo - Diet Karbohidrat Rendah

Diet karbohidrat (karbo) merupakan jenis diet yang menekankan pada pengurangan asupan karbohidrat dalam tubuh. Beberapa contoh diet karbohidrat yang populer adalah: Diet Keto: Diet ini melibatkan mengurangi asupan karbohidrat hingga hanya 5-10% dari total kalori harian dan meningkatkan asupan lemak hingga 70-80% dari total kalori harian. Diet ini bertujuan untuk memaksa tubuh memasuki keadaan ketosis, di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama. Diet Paleo: Diet ini menekankan pada makanan yang mirip dengan yang dikonsumsi oleh manusia purba, seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Diet ini biasanya rendah karbohidrat, tetapi bukanlah diet karbohidrat yang sangat ketat seperti diet keto. Diet Atkins: Diet ini melibatkan fase pertama yang sangat ketat, di mana asupan karbohidrat dibatasi hanya hingga 20 gram per hari. Fase ini diikuti oleh fase-fase yang lebih fleksibel, tetapi tetap membatasi asupan karbohidrat. Diet ini bi