KOMPAS.com - Selama Lebaran nanti tepatnya H-7 sampai dengan H+7, stok obat di seluruh puskesmas dan rumah sakit pemerintah di Kabupaten Bantul ditambah sekitar 20 persen. Tujuannya untuk mengantisipasi lonjakan kasus seperti kecelakaan lalu lintas dan gangguan pence rnaan.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, dr Siti Noor Zaenab Syech Said, Selasa (1/9) mengatakan, beberapa jenis stok obat yang ditambah meliputi antibiotik, obat batuk, infus, multivitamin, dan oralit. Biasanya kasus yang banyak muncul adalah kecelakaan lalu lintas, flu, dan gangguan pencernaan, katanya.
Gangguan pencernaan terjadi karena konsumsi makanan yang terlalu berlebihan. Pada saat puasa, perut terbiasa kosong saat siang hari namun pada Lebaran nanti berbagai hidangan pasti akan disantap. Jadi perutnya sedikit kaget, sehingga muncul gangguan. Untuk flu terjadi karena cuaca yang tidak menentu dan sudah berlangsung selama sepekan terakhir, tuturnya.
Di Bantul ada 16 puskesmas perawatan yang operasional 24 jam penuh selama Lebaran nanti. Selain itu masih ada 11 puskesmas non perawatan. Di lokasi-lokasi strategis, puskesmas non perawatan juga diwajibkan operasional 24 jam. Masyarakat tidak perlu khawatir karena selama Lebaran pelayanan kesehatan tetap optimal, katanya.
Menurutnya, dinas kesehatan akan bekerjasama dengan sejumlah instansi terkait untuk membangun posko di titik-titik strategis. Di posko akan ditempatkan tenaga medis dan perwakilan dari Palang Merah Indonesia (PMI). Penentuan posko masih dalam pembahasan dan belum final, ujarnya.
Secara terpisah, Fajar Taufiq, bagian administrasi PMI cabang Bantul mengatakan, selama bulan puasa PMI kesulitan mendapatkan donor sukarela. Akibatnya suplai darah terganggu. sepanjang Ramadhan ini untuk mendapatkan 20 orang donor sukarela sangat berat. Padahal pada bulan-bulan biasa, jumlah donor sukarela bisa mencapai 50 orang. "Penurunannya 50 persen lebih. Mereka tidak mau donor karena alasan sedang berpuasa," katanya.
Comments
Post a Comment