1. Biasakan Puasa Sunah
Puasa sunah adalah latihan terbaik untuk memupuk kesadaran diri berpuasa. Karena dilaksanakan secara rutin tiap senin dan kamis, apabila sudah terbiasa, seorang anak secara otomatis akan berpuasa. Selain itu, rasa “biasa” ini akan menghilangkan rasa “berat” dan “enggan” berpuasa pada psikologis anak.
2. Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang
Hadits Rasulullah ini sangat baik untuk dipraktikkan, terutama untuk mengontrol anak yang memang doyan makan. Anak banyak makan itu memang baik untuk pertumbuhan. Akan tetapi, patut Anda pahami juga bahwa makan yang tak dikontrol akan menyebabkan anak anda mengalami obesitas di usia dini.
Masih banyak orang tua yang menganggap bahwa anak yang gendut atau bertubuh subur itu sehat. Sayangnya, pada kenyataannya tidak selalu begitu. Pada prinsipnya, lebih baik mempertahankan proporsi (berat : tinggi) yang ideal untuk anak daripada membiarkan anak makan secara berlebihan.
Kesulitan lainnya jika anak doyan makan, anak tersebut akan kesulitan mengendalikan rasa laparnya dan mudah tergoda makanan ketika berpuasa. Maka dari itu, biasakan anak Anda makan secara proporsional dan teratur.
3. Puasa Setengah Hari
Namanya juga latihan, jadi bagi anak, pembiasaan puasa itu harus bertahap. Salah satu latihan puasa yang dikenal luas adalah “puasa setengah hari”.
Bangunkan anak Anda dan ajak ia sahur bersama. Sekitar pukul 11 atau 12, tanyakan padanya, masih kuatkah untuk meneruskan? Apabila ya, biarkan dia terus berpuasa hingga tiba waktu buka. Apabila tidak, izinkan dia untuk berbuka setelah adzan Dzuhur. Apabila si anak ingin berbuka sebelum tiba azdan Dzuhur, beri ia semangat dengan sedikit alasan.
Puasa setengah hari lebih cocok untuk diterapkan bagi anak umur 5-7 tahun. Untuk anak umur 8 tahun ke atas sudah saatnya ditegasi untuk bisa berpuasa sehari penuh. Memang betul bahwa puasa itu tidak wajib untuk anak-anak. Akan tetapi, kalau harus menunggu sampai kena hukum “wajib” baru dilatih, bukankah si anak sendiri yang akan kesulitan?
4. Tegas
Ada orang yang tua yang luluh ketegasannya di hadapan anak ada pula orang tua yang kelewat tegas terhadap anaknya. Tegas terhadap anak perlu diterapkan karena ketegasan adalah tanda kedaulatan orang tua di rumah tangga.
Ketegasan juga dapat memupuk respek anak terhadap orang tua. Meskipun ketegasan seringkali disalahartikan anak sebagai “jahat”, orang tua patut mempertahankan peran tegasnya karena ini penting dalam rangka menjaga ketertiban dan kedisiplinan anak.
Biarlah anak mengecap orang tua sebagai “jahat” atau “tak bersahabat” asalkan dia bisa terkendali. Anggaplah itu sebagai pengorbanan seorang orang tua.
Puasa sunah adalah latihan terbaik untuk memupuk kesadaran diri berpuasa. Karena dilaksanakan secara rutin tiap senin dan kamis, apabila sudah terbiasa, seorang anak secara otomatis akan berpuasa. Selain itu, rasa “biasa” ini akan menghilangkan rasa “berat” dan “enggan” berpuasa pada psikologis anak.
2. Makanlah Sebelum Lapar dan Berhentilah Sebelum Kenyang
Hadits Rasulullah ini sangat baik untuk dipraktikkan, terutama untuk mengontrol anak yang memang doyan makan. Anak banyak makan itu memang baik untuk pertumbuhan. Akan tetapi, patut Anda pahami juga bahwa makan yang tak dikontrol akan menyebabkan anak anda mengalami obesitas di usia dini.
Masih banyak orang tua yang menganggap bahwa anak yang gendut atau bertubuh subur itu sehat. Sayangnya, pada kenyataannya tidak selalu begitu. Pada prinsipnya, lebih baik mempertahankan proporsi (berat : tinggi) yang ideal untuk anak daripada membiarkan anak makan secara berlebihan.
Kesulitan lainnya jika anak doyan makan, anak tersebut akan kesulitan mengendalikan rasa laparnya dan mudah tergoda makanan ketika berpuasa. Maka dari itu, biasakan anak Anda makan secara proporsional dan teratur.
3. Puasa Setengah Hari
Namanya juga latihan, jadi bagi anak, pembiasaan puasa itu harus bertahap. Salah satu latihan puasa yang dikenal luas adalah “puasa setengah hari”.
Bangunkan anak Anda dan ajak ia sahur bersama. Sekitar pukul 11 atau 12, tanyakan padanya, masih kuatkah untuk meneruskan? Apabila ya, biarkan dia terus berpuasa hingga tiba waktu buka. Apabila tidak, izinkan dia untuk berbuka setelah adzan Dzuhur. Apabila si anak ingin berbuka sebelum tiba azdan Dzuhur, beri ia semangat dengan sedikit alasan.
Puasa setengah hari lebih cocok untuk diterapkan bagi anak umur 5-7 tahun. Untuk anak umur 8 tahun ke atas sudah saatnya ditegasi untuk bisa berpuasa sehari penuh. Memang betul bahwa puasa itu tidak wajib untuk anak-anak. Akan tetapi, kalau harus menunggu sampai kena hukum “wajib” baru dilatih, bukankah si anak sendiri yang akan kesulitan?
4. Tegas
Ada orang yang tua yang luluh ketegasannya di hadapan anak ada pula orang tua yang kelewat tegas terhadap anaknya. Tegas terhadap anak perlu diterapkan karena ketegasan adalah tanda kedaulatan orang tua di rumah tangga.
Ketegasan juga dapat memupuk respek anak terhadap orang tua. Meskipun ketegasan seringkali disalahartikan anak sebagai “jahat”, orang tua patut mempertahankan peran tegasnya karena ini penting dalam rangka menjaga ketertiban dan kedisiplinan anak.
Biarlah anak mengecap orang tua sebagai “jahat” atau “tak bersahabat” asalkan dia bisa terkendali. Anggaplah itu sebagai pengorbanan seorang orang tua.
Comments
Post a Comment