Skip to main content

South Korean Travel - Ginseng, Kimchi, Salju, & Stroberi

http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSCnK7V-6qAGSVlXKIE86g2jNs9zJ6b9XAZ-64elA_4IKKD7gg&t=1&usg=__byHKUhNYmK0x7kMLmAgALyCC3Co=Terletak di Semenanjung Korea, negara yang dulunya adalah satu Korea ini, semenjak tahun 1948 terpisah dengan Korea Utara. Perang Korea sebagai salah satu efek perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet, membagi Korea menjadi 2, utara berhaluan komunis dan selatan berhaluan barat.
Nenek moyang bangsa Korea sendiri berasal dari suku Mongol yang dalam perjalanan masa mengalami percampuran dengan bangsa-bangsa Asia Timur seperti Cina dan Jepang. Pantas bila raut muka mereka memang tipikal Cina Mongolia namun saat berbicara dalam bahasa Korea, terdengar nada dan tekanannya seperti bahasa Jepang. Demikian juga dengan makanan dan busana tradisionalnya. Makanan tersaji panas dengan cara dipanggang atau direbus ala shabu-shabu, hampir mirip dengan gaya kulinari Jepang. Busana tradisionalnya yang disebut Hanbok - bahan, warna, dan motif mengarah ke Cina - sedangkan gaya dan potongan yang melebar ke bawah dengan ikatan di pinggang hampir sama dengan kimono Jepang.
Wawasan lengkap akan sejarah bangsa Korea plus budayanya dapat kita temukan di Kyongju National Museum. Mulai dari sejarah Kerajaan Shilla sebagai kerajaan muasal bangsa Korea, rumah tradisional Korea, sistem cocok tanam, adat perkawinan, alat musik tradisional, hingga kulinari khas Korea tersaji lengkap dengan bantuan diorama dan teks dalam bahasa Inggris.

Seoul, yang serba cepat
Seoul, ibukota Korea Selatan berusia lebih dari 600 tahun dan tercatat sebagai salah satu kota terpadat di dunia dengan jumlah penduduk hampir 11 juta jiwa. Sungai Han membelah kota Seoul mejadi wilayah utara yang masih bergaya kuno serta wilayah selatan yang modern.
Mobil-mobil yang berseliweran di jalanan dominan merek lokal, demikian juga merek ponsel yang mereka pakai. Bangga menggunakan produk dalam negeri, menjadi semangat yang patut ditiru. Mungkin ini juga yang menjadikan Korsel tumbuh pesat sebagai negara industri modern dan menjadi salah satu Macan Asia.
Kepala negara dan kepala pemerintahan Korsel dipimpin oleh seorang Presiden yang kebetulan baru terpilih bernama Lee Myung Bak. Seorang politisi yang memulai karirnya di dunia bisnis dari level bawah. Mantan petinggi perusahaan Hyundai itu diharapkan mampu membawa perubahan baru dalam perekonomian Korsel.
Kediaman presiden bernama Blue House terletak di dalam area Seoul di dataran tinggi, persis di bawah Dragon Head Mountain (Mt. Bugaksan). Gunung yang dari jauh memang terlihat seperti kepala naga ini, seakan-akan menjaga dan melindungi kompleks kepresidenan yang terkenal dengan atapnya yang berwarna biru berbahan keramik khusus tersebut.
Saat bis yang saya tumpangi memasuki area perkantoran pas jam makan siang, terlihat kaum pekerja Seoul di tengah cuaca dingin beraktivitas serba cepat. Berjalan, berbelanja, berbicara, hingga makan. Para pria Korea yang mendampingi saya sepanjang perjalanan, yakni supir dan fotografer, hanya butuh waktu 5 menit untuk menghabiskan makanan mereka dalam jumlah banyak dan kondisi panas.
Kerja keras adalah budaya mereka. Segala hal dilakukan cepat agar mereka bisa segera kembali ke tempat kerja dan menghabiskan waktu hingga malam. Kebiasaan lembur kerja adalah lumrah. Justru pulang on time merupakan hal yang luar biasa bagi mereka, dan bersiaplah untuk ditertawakan.

Istana Kyoungbok
Kompleks Istana Kyoungbok adalah bangunan yang tersisa dari zaman penjajahan Jepang. Guna meminimalir pengaruh kekaisaran Korea saat itu, pihak Jepang menghancurkan bangunan-bangunan bersejarah Korea dan hanya sedikit yang tersisa. Salah satunya adalah Istana Kyoungbok.
Bangunan utamanya merupakan ruangan tahta raja dan Paviliun Gyeonghoeru yang berdiri di atas kolam teratai dengan ditopang 48 tiang granit. Bangunan lainnya berupa tempat peristirahatan permaisuri, serta dapur yang memiliki sistem pemanasan ruangan khusus selama musim dingin dengan cara tradisional.
Saat saya menginjak gerbang depan, kebetulan ada upacara pergantian pengawal istana. Tanpa dikomando, hampir semua pengunjung menghentikan aktivitasnya dan bergegas menuju halaman di depan pintu gerbang untuk mengabadikan momen tersebut. Para prajurit yang semuanya pria tegap berusia muda dengan mengenakan busana warna-warni senada dengan bendera di tongkat genggamannya melakukan semacam serah terima tugas. Para pengawal yang bertugas sebelumnya menyerahkan tugas pengawalan pada rombongan yang baru datang. Cukup menarik, meski angin dingin terus berdesir menusuk hingga ke tulang.
Di bagian akhir kompleks istana, berdiri megah National Folk Museum of Korea. Museum yang mengetengahkan budaya lisan Korea ini tampil modern, kontras dengan bangunan istana di sekitarnya. Di sini pengunjung bisa mengetahui asal muasal bahasa Korea dengan budaya sastra dan lisannya. Terdapat beberapa layar monitor sentuh yang bisa menterjemahkan beberapa bahasa ke dalam bahasa Korea. Uniknya, nama Anda pun bisa diterjemahkan ke bahasa Korea. Cukup ketik nama Anda dengan huruf latin, lalu keluar huruf kanji Koreanya beserta suara yang melafalkan.

Shopping
Seoul memanjakan para turis dengan pusat belanja yang begitu bervariasi. Mulai dari butik-butik mewah dengan merek ternama, hingga pasar malam dan kawasan belanja ala Mangga Dua, tersedia komplit di sana.
Bagi Anda yang mengincar tas, sepatu, serta baju bergaya modern dengan harga menengah, datang saja ke Dongdaemun Market. Area shopping yang terletak di dekat Gerbang Timur (Dong = timur, dae = besar/gerbang, mun = pintu) ini memiliki 26 mal, 30 ribu toko, dan 50 ribu grosir. Dongdaemun umumnya diminati oleh kaum hawa, mulai dari remaja muda usia hingga wanita dewasa yang berkarir dan tetap ingin tampil modis.
Bagi kaum ibu yang memiliki keluarga, mereka lebih berminat ke Namdaemun, yang terletak di area Utara Seoul (Nam = utara). Selain busana, Namdaemun menyajikan segala kebutuhan keluarga seperti sepatu, obat-obatan, baju bayi, bahan makanan, dan lain sebagainya. Sama seperti di Mangga Dua, di sini harga bisa ditawar!
Sayangnya, saat itu model yang ditawarkan umumnya busana musim dingin, sehingga saya hanya berkeliling cuci mata dan melihat-lihat sebentar. Kentara sekali mode busana sedang in gaya hiasan batu-batu permata di sekitar leher, lengan, atau variasi lainnya.

Ginseng
Tumbuhan ginseng identik dengan Korea. Saking ketatnya pengawasan pemerintah, petani ginseng harus memenuhi sejumlah persyaratan untuk bisa mengajukan permohonan menanam ginseng. Dalam satu area, disemai bibit inseng yang hanya bisa didapatkan dari pemerintah. Setelah 3 tahun pertama, terjadi penseleksian di mana normalnya setengah dari tunas ginseng yang ada akan dibuang. Tahun keempat kembali dilakukan hal yang sama, demikian juga tahun kelima, dan tahun keenam. Berarti ginseng yang dipanen hanya 6,25% dari pembibitan awal. Tahun keenam dianggap masa panen dan tahun terbaik untuk kualitas ginseng.
Kontrol produksi yang sangat ketat dimaksudkan untuk menjaga kualitas ginseng yang telah dipercaya ribuan tahun sebagai ramuan peningkat stamina dan membantu mengatasi berbagai penyakit.
Produk olahan ginseng telah dikembangkan ke dalam pelbagai bentuk. Mulai dari teh, permen, biskuit, mi instan, manisan, bubuk, hingga kosmetik. Salah satu menu masakan yang patut dicoba adalah Chicken Ginseng Soup. Satu ekor ayam utuh disajikan panas-panas dalam kuali tanah liat kecil lengkap dengan butiran nasi ketan, sedikit mi, dan rempah-rempah lain. Rasanya sedap sekaligus menghangatkan, apalagi di tengah cuaca dingin seperti sekarang. Oya satu lagi catatan, meski berbahan dasar ginseng, rasanya tidak terasa seperti obat yang pahit ataupun hambar. Pokoknya uenak!



Kimchi
Bangsa Korea dari dahulu hingga sekarang terkenal dengan kimchi, sejenis acar berbahan kubis yang berwarna oranye, dengan rasa pedas, asin dan segar. Kimchi akan selalu Anda temui dalam setiap jenis santapan Korea. Mau barbekyu, shabu-shabu, mi, nasi, atau apapun, kimchi selalu tersedia dalam piring-piring kecil mengitari makanan utama.
Jenisnya pun kini bervariasi. Tidak hanya kubis, tapi seiring zaman berkembang menjadi bengkuang, ketimun, rumput laut, ikan teri, hingga sejenis agar laut yang sangat saya sukai. Selain dalam bentuk acar kering, kimchi juga disajikan dalam bentuk sup yang divariasikan dengan tahu, daging sapi atau seafood, seperti udang, kerang, dan ikan.
Saya pun berkesempatan ikut dalam kelas pembuatan kimchi. Dipimpin seorang wanita paruh baya, beliau menerangkan bahan dan proses pembuatannya. Bumbu dasar terdiri dari bawang putih, lada hitam besar, bubuk cabe kering, garam, gula kristal, dan minyak wijen. Kubis diambil utuh dan dicuci bersih lalu ditiriskan hingga kering. Dalam tiap lembaran kubis, ditaburi butiran garam dan bumbu yang sudah disatukan tadi. Di lapisan terakhir, daun kubis paling luar dijadikan tali pengikat dan jadilah kimchi. Semakin lama disimpan, semakin baik proses fermentasinya dan semakin enak rasanya.

Salju di Everland
Setelah puas mengelilingi kota Seoul, saya mengunjungi Everland, taman bermain terbesar di Korsel dan terletak di luar kota Seoul. Everland begitu luas dan dapat dibagi dalam beberapa zona. Ada zona kebun binatang, zona permainan anak, zona permainan kecepatan tinggi, dan zona permainan salju. Mengingat waktu yang terbatas, saya memilih permainan kecepatan tinggi seperti roller-coaster dan rock ‘n roll (di sini Tornado), serta mencoba meluncur di atas salju dengan dudukan berbahan pelampung. Seru dan dingin! Wajah terasa bebal terkena piasan angin saat meluncur ke bawah dengan kencang. Tapi begitu sampai ke bawah, bersama rekan yang lain jadi ketagihan dan mengulanginya lagi dari atas.
Salju pertama yang kami temui, turun di Everland. Awalnya mengira hanya butir-butir es halus yang diproduksi mesin untuk menambah nuansa musim dingin oleh pengelola Everland. Namun hingga hari mulai gelap, saljunya bertambah deras disertai angin yang sangat menusuk. Brrrrr... entah berapa kali kami harus singgah ke spot-spot penghangat sekedar merentangkan telapak tangan yang terasa membeku. Spot penghangat ini ada yang berbentuk tungku segi empat dengan api unggun di tengahnya yang berkobar dari tumpukan kayu bakar. Ada pula yang berbentuk seperti lampu petromak yang ditaruh di atas tiang tinggi dan mengeluarkan panas membara.

Bermain ski
Target berikut adalah bermain ski. Jenis olahraga yang dilakukan saat musim dingin ini bisa Anda temukan di sejumlah resor ski yang rata-rata terletak di luar kota Seoul. Kali ini, saya memilih Phoenix Ski Resort yang harus ditempuh selama hampir 5 jam dari Seoul.
Tiap resor ski menawarkan sejumlah fasilitas standar, seperti: restoran, gerai penyewaan busana ski (jaket, celana, topi, sarung tangan, masker), gerai penyewaan perlengkapan ski (sepatu ski, tongkat ski, dan sepasang bilah besi untuk seluncuran, papan skateboard salju), minimarket, hotel, dan kondominium.
Terlihat gerombolan remaja sekolah, mahasiswa, ataupun pekerja-pekerja muda yang menghabiskan akhir pekan bersama untuk bermain ski. Mereka umumnya menyewa unit kondominium untuk diinapi beramai-ramai, termasuk memasak sekedarnya. Hampir sama dengan pola akhir pekan di sini, bedanya tujuan pelesiran di sini umumnya ke Puncak, Bogor, Pulau Seribu, atau Anyer.
Ternyata untuk bermain ski tidaklah mudah. Ada tahap persiapan yang harus dilakukan, yakni menyewa busana ski yang terdiri dari jaket khusus dengan bahan parasut yang anti air, celana panjang dengan bahan senada, sarung tangan yang juga berbahan parasut, topi kupluk berbahan wol tebal dengan pilihan berbentuk topi saja atau topi plus penutup muka yang hanya menyisakan mata. Tak lupa google atau kaca mata lebar. Bila Anda tahan dingin dan merasa tidak perlu menutup hingga wajah dan mulut, maka topi serta google bisa dilewatkan.
Tahap kedua adalah menyewa peralatan ski yang terdiri dari sepatu ski yang berat nian disertai sistem pengunci di bagian belakang, tongkat ski, dan sepasang bilah besi panjang. Oke, bayangkan Anda sudah mengenakan pakaian berlapis di dalam, lalu ditambah jaket plus celana berbahan parasut tebal, dengan sarung tangan tebal, topi kupluk, dan sepatu tinggi yang tebal dan berat lalu harus memanggul sepasang bilah besi dan tongkat ski. Aha... saya jadi tahu bagaimana rasanya jadi Robocop.
Setelah berjalan susah payah dengan langkah berat ditambah beban memanggul bilah besi untuk seluncuran plus area salju yang licin, saya berhenti sejenak memandang sekeliling. Area ski yang seluruhnya tertutup salju tebal itu dipenuhi oleh orang-orang yang hampir terlihat sama. Terbungkus jaket tebal dengan warna terang yang seragam: merah dan kuning. Di area datar terbentuk kelompok-kelompok yang mengikuti pelajaran dari satu atau dua instruktur ski. Di area yang agak menaik, terlihat beberapa peski yang sudah bisa meluncur dengan gerakan perlahan dan terlihat masih canggung. Di lokasi lebih atas lagi, yakni dari punggung bukit, menyembul semacam titik dari kejauhan, melakukan liukan berbentuk spiral, lalu tak lama terlihat jelas sosok peski yang dengan sigap melakukan pelambatan kecepatan lalu berhenti dengan mulusnya. Hmmm... mereka pastinya sudah sangat jago dan sudah sering bermain di area ini.
Tersadar oleh panggilan rombongan dari jauh, saya pun menggabungkan diri ke satu spot datar di area tepi, bergabung dalam kelas ski untuk pemula dengan bimbingan seorang pelatih bernama Lee, satu dari tiga nama yang sangat sering terdengar selama berada di negeri ini, selain Kim & Park. Kelas pemula ini mengajarkan cara mengancingkan dan melepaskan sepatu ski dari seluncuran, bahwa melangkah adalah dengan meniru kepiting, yakni berjalan ke samping. Meluncur harus dengan arah lurus dengan tolakan tenaga awal dari ayunan tongkat ski, lalu mengerem dengan membentuk huruf A besar. Khusus untuk itu saja, hampir 3 jam kami belajar teori lalu praktek.
Waktu praktek, silakan Anda bayangkan. Ada yang bisa meluncur dalam hitungan senti, ada pula yang lumayan hingga hitungan meter. Yang terjatuh, tidak terhitung lagi. Yang bertubuh ramping lebih bisa bergerak daripada yang kelebihan berat. Anak-anak dengan cepat lebih bisa belajar. Yang tua, terutama para ibu kebanyakan malah berdiri saja, setelah diambil foto dengan gaya bak profesional langsung meminta berhenti untuk kembali ke hotel. Rasa dingin yang terus menusuk dan fakta bahwa bermain ski tidaklah segampang yang ditonton di film, menjadi alasan utama permintaan mereka.
Usai latihan, beberapa dari kami mulai perang bola salju. Akh, semua memang serba indah di adegan romantis film Korea. Waktu mengeruk dan mengepal salju, nyesss... rasa dingin langsung menusuk telapak tangan. Saat terkena bola salju pun, ternyata lumayan sakit, apalagi bila terhantam di bagian terbuka seperti wajah. Walah...! Tapi seru juga.

Pulau Jeju nan Romantis
Salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di Korea adalah Pulau Jeju. Terletak di barat daya Korsel, pulau vulkanik yang terbentuk dari letusan Gunung Halla ini bak Bali bagi warga Korea. Jeju menjadi pilihan utama bagi pasangan, khususnya untuk berbulan madu. Sepanjang perjalanan, Anda bisa melihat pemandangan alam yang hijau, berhektar-hektar tanaman jeruk khas Jeju, dan tentu saja Gunung Halla yang seakan terus mengikuti dari kejauhan.
Sejumlah tempat yang menarik untuk dikunjungi adalah Cheonjiyeon Waterfall. Air terjun setinggi 22 meter ini terlihat cantik dengan dukungan habitat yang masih alami dan kehadiran belut Mutae yang uniknya hanya muncul di malam hari.
Lokasi lain yang seolah tercipta khusus bagi pasangan bulan madu adalah Love Land. Areal ini menghadirkan 140 karya patung berhawa erotis, seperti berbagai posisi bercinta, kegiatan seks yang berbumbu humor, dan simbolisasi dari alat kelamin! Selain sajian di alam terbuka (outdoor), terdapat wahana indoor berupa toko suvenir khas Love Land dan museum seks yang bila dituliskan semua di sini, pasti akan disunting habis oleh editor! J Love Land terbuka bagi pengunjung berusia 18 tahun ke atas, dan bagi yanbg membawa anak, jangan khawatir. Mereka bisa dititipkan di satu ruangan berisi mesin permainan koin untuk menunggu Anda selesai mengitari areal dalam.
Tidak jauh dari Love Land, ada Mini World yang juga berupa taman terbuka dengan berbagai miniatur landmark dunia, seperti: Menara Eiffel, Sydney Opera House, Patung Liberty, Forbidden City, London Bridge, Piramida, dan lainnya. Lumayan, cuma modal ngider di tempat ini saya berasa telah berkeliling dunia lengkap dengan bukti foto tentunya.

Manis, segar, mahal!
Hari terakhir sebelum kembali ke tanah air, saya memanfaatkan waktu yang ada ke perkebunan stroberi yang terletak di pinggiran kota Seoul. Begitu sampai, kami langsung diajak ke lahan penanaman yang berbentuk seperti kubah memanjang. Di dalamnya, terdapat 3 gundukan tanah memanjang yang ditutupi plastik hitam dan tanaman stroberi menyembul di sepanjang gundukan tersebut. Para tamu diperbolehkan untuk memetik buah stroberi pilihannya tanpa harus dicuci. Saya pun langsung memetik buah-buah di samping saya, rasanya manis dan segar apalagi di tengah cuaca dingin seperti ini.
Warna buahnya tidak merah semua, tapi setengah merah dan setengah putih, seperti setengah matang, namun rasanya sempurna! Karena tidak dibatasi jumlahnya, kami pun terus mencicipi. Setelah puas, kami diajak keluar area tersebut dan masuk ke semacam tenda tinggi yang di dalamnya tersaji beberapa wadah ukuran sedang yang dipenuhi stroberi segar yang sudah dipetik. Kembali kami dipersilakan untuk menghabisinya, yang tentu saja dilakukan dengan senang hati hingga masing-masing saling melirik wadah di tempat lain, padahal semua wadah bernasib sama, kosong!
Setelah itu, kami ditawarkan bila ingin membawa pulang stroberi untuk oleh-oleh, kali ini tentu saja dengan membeli. Satu bungkus, berisi sekitar 20 buah, dihargai 50 ribu won, alias 500 ribu! Dalam hati terucap syukur karena bisa mencicipi dengan gratis bahkan dalam 2 ronde.
Kembali ke bis yang membawa saya menuju Incheon International Airport, saya berusaha mengingat-ingat apa saja yang saya bawa untuk sekedar oleh-oleh bagi keluarga, sahabat, rekan kerja, dan geng jalan. Gantungan kunci berbandulkan huruf-huruf kanji Korea, pernik handphone dengan hiasan boneka Korea, pulpen bertuliskan I Love Korea, hingga permen ginseng, dan sarung tangan dengan karakter binatang lucu untuk keponakan, rasanya sudah bisa mempresentasikan negri ini kepada mereka yang belum berkesempatan mendatanginya.
Korea akan tetap menarik untuk didatangi, terlebih saat musim yang berbeda.



Comments

Popular posts from this blog

" Foto " 5200 Orang Jadi Model Telanjang Masal

 Kalo di Indonesia seru juga ya..... Fotografer terkenal di dunia dan seniman Spencer Tunick mengubah ikon Sydney Opera House menjadi sebuah instalasi telanjang disebut 'Mardi Gras', bagian dari Sydney Mardi Gras untuk 2010. Kegiatan tersebut diikuti 5200 orang (pria dan wanita) dan semuanya Telanjang alias Bugil. Walaupun katanya mengedepankan unsur 'Seni', tapi yang namanya bugil ya.. tetap bugil...Berikut Foto-fotonya:

Contoh Diet Karbo - Diet Karbohidrat Rendah

Diet karbohidrat (karbo) merupakan jenis diet yang menekankan pada pengurangan asupan karbohidrat dalam tubuh. Beberapa contoh diet karbohidrat yang populer adalah: Diet Keto: Diet ini melibatkan mengurangi asupan karbohidrat hingga hanya 5-10% dari total kalori harian dan meningkatkan asupan lemak hingga 70-80% dari total kalori harian. Diet ini bertujuan untuk memaksa tubuh memasuki keadaan ketosis, di mana tubuh membakar lemak sebagai sumber energi utama. Diet Paleo: Diet ini menekankan pada makanan yang mirip dengan yang dikonsumsi oleh manusia purba, seperti daging, ikan, sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, dan biji-bijian. Diet ini biasanya rendah karbohidrat, tetapi bukanlah diet karbohidrat yang sangat ketat seperti diet keto. Diet Atkins: Diet ini melibatkan fase pertama yang sangat ketat, di mana asupan karbohidrat dibatasi hanya hingga 20 gram per hari. Fase ini diikuti oleh fase-fase yang lebih fleksibel, tetapi tetap membatasi asupan karbohidrat. Diet ini bi

Trik Mendapatkan Alamat Email Dari Search Engine

Mempunyai banyak teman di internet adalah sebuah berkah yg luar biasa dan patut disyukuri. Banyak teman banyak rezeki, itu istilah yang tepat. Tapi sebanyak-banyaknya teman, contohnya di Facebook, paling-paling juga hanya bisa ratusan. Tetapi kalau kita orang yang beken dan punya tampang spt artis, itu perkara lain. Tapi kalau kita yang hanya “wong cilik”, nampaknya sebuah mimpi mempunyai ribuan “fans”. Banyak teman biasanya diikuti dengan banyaknya alamat email yang dikoleksi dari mereka. Alamat email yg banyak merupakan sebuah aset yg sangat berharga. Satu email bisa menghasilkan $1-$10 jika dioptimalkan dengan sebaik-baiknya. Masalahnya jika anda mengalami kesulitan untuk mendapatkan alamat email yang banyak dari teman-teman, saya punya kiat alias tips atau bahkan boleh dibilang sebuah trik. Tips dan trik yg saya kenalkan untuk mendapatkan alias mengumpulkan alamat email yg saya ajarkan sangat sederhana, cara untuk mencari dan mendapatkan alamat email kali ini pasti