Skip to main content

Posts

Sebuah Jalan

Cerita Aris Kurniawan Jalanan sepi dan basah, kawan. Tetapi, lampu-lampu jalanan kiranya masih menyala kala itu, sehingga paras pucat perempuan itu sempat tertangkap meski tidak terlalu jelas lantaran cahaya lampu terhalang ranting akasia. Hujan sudah selesai, tetapi udara tentu saja sangat dingin. Tanpa hujan pun udara malam tetap dingin, bukan? Maafkan kalau aku kelihatan sok tahu, kawan. Kau tentu boleh tak setuju dengan bermacam ungkapan atau perumpamaan yang kubuat dalam menceritakan semua ini. Ia meletakkan bokongnya di bangku halte dengan cemas yang deras menggerayangi perasaannya. Jemari tangannya yang lentik terawat meremas-remas sapu tangan basah yang digunakan untuk menyeka wajah dan rambutnya. Sebuah tas kecil terbuat dari kulit berwarna coklat talinya masih nyangkol di bahu, dikempit ketiaknya. Kopor hitam didekap kedua lututnya yang gemetar. Cahaya temaram menyembunyikan tubuhnya yang menggigil dibungkus jaket dan k

3 Cara Mengurangi Panas Matahari di Dalam Rumah Secara Alami

Cara Mengurangi Panas Matahari di Dalam Rumah Secara Alami Sinar matahari siang dapat memudarkan lukisan dan warna furnitur. Untuk itu, cahaya matahari siang hari sebaiknya ditahan, sehingga suasana rumah tidak panas dan peralatan interior tidak cepat rusak karenanya. Bagaimana caranya? 1. Gunakan awning pada jendela dan teras, sehingga sinar matahari dapat ditahan dan tidak menyebabkan panas. Lebar awning dapat disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Anda juga dapat melebarkan atap, sehingga jarak dinding rumah dan teras menjadi jauh. Hal ini dilakukan pada saat perencanaan rumah. 3. Bisa juga digunakan tirai bambu, sehingga sinar matahari tidak mudah masuk ke dalam rumah. Selain murah, tirai bambu dapat dinaik-turunkan sesuai kebutuhan. Pengunaan penahan sinar matahari seperti awning dan tirai bambu ini juga dapat menghemat pemakaian AC dalam ruangan. Pasalnya, pemakaian AC pada ruangan yang banyak/sering kena sinar matahari akan menyebabkan ruangan tidak terasa dingin, se

Sang Primadona

Cerpen A. Mustofa Bisri Apa yang harus aku lakukan? Berilah aku saran! Aku benar-benar pusing. Apabila masalahku ini berlarut-larut dan aku tidak segera menemukan pemecahannya, aku khawatir akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan kegiatanku dalam masyarakat. Lebih-lebih terhadap dua permataku yang manis-manis: Gita dan Ragil. Tapi agar jelas, biarlah aku ceritakan lebih dahulu dari awal. Aku lahir dan tumbuh dalam keluarga yang -katakanlah-- kecukupan. Aku dianugerahi Tuhan wajah yang cukup cantik dan perawakan yang menawan. Sejak kecil aku sudah menjadi "primadona" keluarga. Kedua orang tuaku pun, meski tidak memanjakanku, sangat menyayangiku. Di sekolah, mulai SD sampai dengan SMA, aku pun --alhamdulillah-juga disayangi guru-guru dan kawan-kawanku. Apalagi aku sering mewakili sekolah dalam perlombaan-perlombaan dan tidak jarang aku menjadi juara. Ketika di SD aku pernah menjadi juara I lomba menari. Waktu

Malam-Malam Nina

Cerpen Lan Fang Ini sudah hari ke empat Nina kelihatan murung. Kian hari wajahnya semakin mendung dengan mata nanar dan bisu. Kerjanya setiap hari bangun dengan masai lalu duduk termenung. Sebetulnya itu bukan urusanku. Karena Nina bukan siapa-siapaku. Ia hanya menyewa sebuah kamar di rumahku. Ia tinggal bersamaku baru dua bulan ini. Tetapi entah kenapa aku langsung menyukainya. Rumahku tidak terlalu besar. Juga tidak terlalu bagus. Sederhana saja. Rumahku berada di kampung yang dindingnya rapat dengan tembok rumah sebelah. Ada tiga kamar kosong. Tetapi aku tinggal sendirian. Karenanya aku menyewakan kamar-kamar kosong itu untuk menunjang hidupku di samping aku membuka sebuah warung kelontongan kecil di depan rumah. Penghuni kamar pertama adalah Anita. Ia cantik dan selalu wangi karena ia bekerja sebagai seorang beauty advisor kosmetik terkenal di counter kosmetik sebuah plaza megah. Anita supel, periang dan pandai berdandan. Kam

Fota Sarah Azhar

Mukjizat Kana: Cara Peduli Sesama ala Maria dan Yesus

Renungan Minggu – Hari Minggu Biasa II – Tahun C – 17 Januari 2010 Yes 62,1-5; 1 Kor 12,4-11; Yoh 2,1-11 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD Sadar ataupun tidak, kita semua merupakan bagian dari suatu masyarakat, entah itu di tempat di mana kita bekerja maupun di tempat di mana kita tinggal. Karena kita adalah bagian dari masyarakat, maka mau tidak mau, suka ataupun tidak, kita mesti terlibat di dalam kehidupan bermasyarakat kita. Persoalannya, bagaimana caranya kita lakukan itu? Maria dan Yesus, dalam bacaan Injil hari ini memberikan suatu contoh yang sangat bagus untuk kita. Bersama dengan putranya, Yesus, yang datang dengan murid-muridNya, dia menghadiri sebuah upacara pernikahan, di kota kecil Kana. Kana adalah salah satu desa di wilayah perbukitan Galilea, berjarak kurang lebih 14 KM dari Nazareth, tempat Yesus dibesarkan. Entah karena salah perhitungan atau entah karena apa, tiba-tiba tuan rumah kehabisan anggur. Kehabisan anggur bagi orang-orang Yahudi, apalagi itu terjadi dalam

Lulur Kopi Buatan Sendiri

Bersihkan kulit dengan lulur kopi buatan sendiri. Manfaat kopi bukan hanya sebagai minuman saja. Anda juga menggunakan kopi untuk merawat kulit. Butiran kopi bisa mengangkat kotoran dan sel-sel kulit mati. Sehingga, kulit menjadi lebih bersih. Bagi Anda para pencinta kopi, aromanya yang khas juga bisa menimbulkan efek relaksasi. Untuk itu cobalah melulur kulit Anda dengan kopi. Untuk membuat lulur kopi sangat mudah. Persiapkan saja bahan-bahan berikut : - 5 sendok teh kopi bubuk hitam - 1 sendok teh garam atau gula - 1 buah avokad Campur semua bahan-bahan tersebut hingga rata. Kemudian, lulur seluruh kulit dan pijat secara perlahan. Diamkan lulur menempel selama 5 hingga 10 menit. Kemudian, madilah dengan air hangat. Kulit Anda pasti akan menjadi lebih bersih dan halus.