Awalnya hanya ingin mengetahui bagaimana kabar masing-masing setelah lama kami tak bertemu, tetapi dia terlalu dalam memendam perasaan yang teramat besar padaku sehingga hubungan itu masuk ketaraf lebih dekat. Mulanya aku heran mengapa sampai seperti itu perasaannya dan mengapa juga dia tidak bisa melupakan aku dalam waktu yang cukup lama..17 tahun.
Menurutnya aku adalah cinta pertama buat dia, aku adalah wanita pertama yg telah meyentuh hatinya, cintanya untukku masih tersimpan rapi didalam hatinya dan tak terhapuskan itulah yang menyebabkan dia tidak bisa melupakan aku. Kukira saat itu dia hanya membual dengan kata-katanya.
Tapi hari demi hari dia semakin gencar mendekatiku dan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang aku, baik dari data-data ku melalui situs jejaring sosial maupun dari teman-temanku. Segala usaha aku untuk menutup diri dan berusaha untuk tidak menggubrisnya, maklum dia tidak sendiri saat itu dan ada yang terpenting lagi saat itu adalah anakku yang semata wayang yang sangat membutuhkan banyak perhatian dari aku karena aku single parent. Di setiap on line pada jejaring sosial dia berusaha menarik perhatiaan ku lewat status-status tentang cinta dan rasa yang terpendam selama 17 tahun.
Ya tuhan dengan apa aku harus mengatakannya bahwa semua ini tidaklah mungkin, dia sudah ada yang punya, aku tidak ingin dicap sebagai penghancur rumah tangga orang, dan itu bukan dari bagian rencana hidupku. Tapi bagaimana, aku yang semakin keras untuk menjauhinnya namun semakin gencar dia mendekatiku dan anehnya aku dikasih perasaan yang sama pula untuknya…mati aku.
Tidak kupungkiri bahwa pada saat SMA dulu memang aku sempat jatuh cinta padanya walaupun pada akhirnya aku menolaknya dengan alasan agak terlalu lama dia mengungkapkan perasaannya disaat aku ingin bersamanya, aku adalah orang yang bertipe pasti, tanpa kepastian lebih baik aku mundur, dan pada saat itu hanya itulah yang terpikir olehku. Ketika dia ingin menjadi pacarku rasaku sudah berpindah ke orang lain dan itu yang membuat dia hancur sehancur hancurnya, aku memang terlihat jahat saat itu tapi menurutku wajar karena akupun butuh kepastian yang tidak kunjung tiba sampai akhirnya ku tinggalkan perasaan untuknya.
Sudahlah, ku pikir itu masa lalu yang harus aku pendam dalam-dalam, aku harus extra hati-hati dalam memilih pasangan hidupku terutama setelah kegagalan yang aku alami saat ini. Tapi mungkin tuhan berkendak lain, usaha dia untuk mendapatkan aku diberi kelancaran oleh NYA dan usaha aku untuk menjauhinya diberi kesulitan, semakin hari semakin diberi rasa yang amat besar untuknya, semakin aku berusaha menghindari dan menghapus semua rasa untuknya malah bertambah besar rasa itu yang pada akhirnya tidak bisa ku tolak lagi walaupun aku sudah berusaha lewat do’a dan ibadahku.
Kita hanya bisa berencana, namun Tuhanlah yang menentukan, dengan keputusannya yang gila dia meninggalkan istrinya demi mendapatkan aku. Demi tuhan bukan itu yang aku inginkan, tapi bagaimanapun kehidupan sudah diatur oleh yang menciptakannya. Dengan sedikit waktu dia mampu melancarkan urusannya dengan istri dan keluarganya tanpa hambatan apapun dan dengan sedikit waktu pula dia mampu masuk dalam keluargaku dan sudah mendapatkan perhatian penuh dari anakku. Ya Tuhan, ini kah rencanamu untuk aku dan anakku..dan haruskan aku bahagia diatas kesedihan istrinya, tapi setiap kali aku bertanya dan berdoa hanya satu jawaban yang ada dihatiku..bahwa semua ini adalah rencana misteri dari NYA untuk aku.
Aku tidak tau apakah aku harus bersedih atau bersyukur atas kehendak NYA tapi saat ini aku bahagia telah bersamanya. Dan dalam waktu dekat ini kami berencana untuk membina rumah tangga, dari pengalaman atas kegagalan masing masing kami berusaha untuk membina rumah tangga yang bahagia.
Menurutnya aku adalah cinta pertama buat dia, aku adalah wanita pertama yg telah meyentuh hatinya, cintanya untukku masih tersimpan rapi didalam hatinya dan tak terhapuskan itulah yang menyebabkan dia tidak bisa melupakan aku. Kukira saat itu dia hanya membual dengan kata-katanya.
Tapi hari demi hari dia semakin gencar mendekatiku dan berusaha mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang aku, baik dari data-data ku melalui situs jejaring sosial maupun dari teman-temanku. Segala usaha aku untuk menutup diri dan berusaha untuk tidak menggubrisnya, maklum dia tidak sendiri saat itu dan ada yang terpenting lagi saat itu adalah anakku yang semata wayang yang sangat membutuhkan banyak perhatian dari aku karena aku single parent. Di setiap on line pada jejaring sosial dia berusaha menarik perhatiaan ku lewat status-status tentang cinta dan rasa yang terpendam selama 17 tahun.
Ya tuhan dengan apa aku harus mengatakannya bahwa semua ini tidaklah mungkin, dia sudah ada yang punya, aku tidak ingin dicap sebagai penghancur rumah tangga orang, dan itu bukan dari bagian rencana hidupku. Tapi bagaimana, aku yang semakin keras untuk menjauhinnya namun semakin gencar dia mendekatiku dan anehnya aku dikasih perasaan yang sama pula untuknya…mati aku.
Tidak kupungkiri bahwa pada saat SMA dulu memang aku sempat jatuh cinta padanya walaupun pada akhirnya aku menolaknya dengan alasan agak terlalu lama dia mengungkapkan perasaannya disaat aku ingin bersamanya, aku adalah orang yang bertipe pasti, tanpa kepastian lebih baik aku mundur, dan pada saat itu hanya itulah yang terpikir olehku. Ketika dia ingin menjadi pacarku rasaku sudah berpindah ke orang lain dan itu yang membuat dia hancur sehancur hancurnya, aku memang terlihat jahat saat itu tapi menurutku wajar karena akupun butuh kepastian yang tidak kunjung tiba sampai akhirnya ku tinggalkan perasaan untuknya.
Sudahlah, ku pikir itu masa lalu yang harus aku pendam dalam-dalam, aku harus extra hati-hati dalam memilih pasangan hidupku terutama setelah kegagalan yang aku alami saat ini. Tapi mungkin tuhan berkendak lain, usaha dia untuk mendapatkan aku diberi kelancaran oleh NYA dan usaha aku untuk menjauhinya diberi kesulitan, semakin hari semakin diberi rasa yang amat besar untuknya, semakin aku berusaha menghindari dan menghapus semua rasa untuknya malah bertambah besar rasa itu yang pada akhirnya tidak bisa ku tolak lagi walaupun aku sudah berusaha lewat do’a dan ibadahku.
Kita hanya bisa berencana, namun Tuhanlah yang menentukan, dengan keputusannya yang gila dia meninggalkan istrinya demi mendapatkan aku. Demi tuhan bukan itu yang aku inginkan, tapi bagaimanapun kehidupan sudah diatur oleh yang menciptakannya. Dengan sedikit waktu dia mampu melancarkan urusannya dengan istri dan keluarganya tanpa hambatan apapun dan dengan sedikit waktu pula dia mampu masuk dalam keluargaku dan sudah mendapatkan perhatian penuh dari anakku. Ya Tuhan, ini kah rencanamu untuk aku dan anakku..dan haruskan aku bahagia diatas kesedihan istrinya, tapi setiap kali aku bertanya dan berdoa hanya satu jawaban yang ada dihatiku..bahwa semua ini adalah rencana misteri dari NYA untuk aku.
Aku tidak tau apakah aku harus bersedih atau bersyukur atas kehendak NYA tapi saat ini aku bahagia telah bersamanya. Dan dalam waktu dekat ini kami berencana untuk membina rumah tangga, dari pengalaman atas kegagalan masing masing kami berusaha untuk membina rumah tangga yang bahagia.
Comments
Post a Comment