Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah, Isroli mengatakan kesadaran masyarakat Indonesia untuk minum susu masih rendah dibandingkan dengan negara-negara lain terutama di kawasan Asia.
"Hal itu dibuktikan dengan tingkat konsumsi susu di Indonesia yang hanya sembilan liter per kapita per tahun," katanya usai pembukaan gerakan minum susu segar (gerimis) di Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Senin.
Menurut dia, tingkat konsumsi yang hanya sebesar itu jauh di bawah Malaysia yang tingkat konsumsi susunya mencapai 20 liter per kapita per tahun, dan Vietnam 11,2 liter per kapita per tahun.
"Negara yang tingkat konsumsi susunya paling tinggi adalah Finlandia, yakni 184 liter per kapita per tahun," katanya.
Ia mengatakan rendahnya konsumsi susu masyarakat Indonesia disebabkan masih adanya anggapan masyarakat bahwa susu merupakan barang mewah, sehingga masyarakat enggan untuk mengonsumsi.
Sementara itu, Dekan Fakultas Peternakan Undip Dr Joelal Ahmadi mengatakan pihaknya mengadakan "gerimis" untuk semakin meningkatkan kesadaran dan minat masyarakat dalam mengonsumsi susu.
Menurut dia, dibandingkan dengan konsumsi susu di negara-negara maju, tingkat konsumsi susu masyarakat Indonesia masih seperempatnya, dan 70 persen konsumsi susu di Indonesia masih ditopang produk susu impor.
Ia menyebutkan ada tiga permasalahan menyangkut susu yang saling berpengaruh, yakni tingkat konsumsi susu, tingkat produksi susu, dan tata-niaga.
Sebab, menurut dia, rendahnya konsumsi susu menjadi kendala perkembangan usaha susu.
"Agribisnis persusuan nasional masih terganjal oleh rendahnya tingkat produksi dan tata-niaga yang tidak berpihak kepada produsen, volume susu impor mencapai Rp7,5 triliun per tahun," katanya.
Selain itu, kata dia, para peternak sapi perah juga terkendala minimnya instalasi pengolahan susu (IPS), karena jumlah koperasi di Jateng yang sudah memiliki IPS masih kurang dari sepuluh.
"Dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Timur, sistem pengolahan dan pengawetan susu di Jateng masih rendah, karena para peternak umumnya masih mengandalkan cara konvensional," katanya.
Mengenai pencanangan "gerimis", ia mengatakan gerakan ini dimaksudkan untuk menggiatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi susu, disertai penjelasan mengenai manfaat susu.
"Seluruh peserta yang datang pada acara itu diberi susu gratis, dan kegiatan ini digelar juga dalam rangka lomba karya tulis tingkat SMA di bidang peternakan yang diikuti para finalis dari SMA seluruh Indonesia," kata Joelal.
Comments
Post a Comment