(Gal2:19-20 ; Luk12:4-9)
Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia! Bukankah burung pipit dijual lima ekor dua duit? Sungguhpun demikian tidak seekor pun dari padanya yang dilupakan Allah, bahkan rambut kepalamu pun terhitung semuanya. Karena itu jangan takut, karena kamu lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Anak Manusia juga akan mengakui dia di depan malaikat-malaikat Allah. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, ia akan disangkal di depan malaikat-malaikat Allah (Luk12:4-9), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Paulus Miki dkk, para martir di Jepang, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:Sebut saja namanya Fransiskus (samaran). Bapak Fransiskus adalah pejabat pemerintah, Sekwilda Kabupaten, yang jujur, disiplin, tertib, suka melayani, dst.., dan ia dikenal sebagai orang katolik di kalangan rekan-rekan kerjanya. Dalam kebiasaan pemerintahan Orde Baru, apalagi yang bersangkutan adalah anggota Golkar, pejabat seperti Bapak Fransiskus pada umumnya dengan mudah naik pangkat dan jabatan, entah menjadi bupati atau bahkan gubernur. Namun karena ia beragama Katolik hal itu sulit menjadi kenyataan. Pada suatu saat Bapak Fransiskus diejek oleh tokoh Golkar di tingkat provinsi sbb.: Sebenarnya ketika kami berbicara untuk memilih calon gubernur, kami melihat wahyu gubernur turun dari atas di kepala anda, tetapi begitu melihat gambar salib di kepala anda sang wahyu berpaling ke orang lain, katanya takut disalib. Rasanya banyak orang takut mengakui dan menghayati imannya di muka umum, dalam hidup sehari-hari, dalam tugas pekerjaan atau jabatannya alias bertindak jujur, adil, disiplin dan tertib atau berbudi pekerti luhur. Mereka yang berbudi pekerti luhur senantiasa memperoleh sorotan tajam alias menjadi pusat perhatian, bukan untuk ditiru melainkan untuk disingkirkan, itulah yang sering terjadi dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Paulus Miki dan kawan-kawannya yang kita kenangkan hari ini adalah orang-orang yang setia dan berani mengakui dan menghayati iman kepercayannya di antara saudara-saudarinya, yang memang membawa mereka untuk disingkirkan dan dibunuh. Masa kini kiranya butuh martir-martir dalam hidup sehari-hari, yaitu orang yang berani mengakui dan menghayati kehadiran dan karya Tuhan dalam hidup sehari-hari atau berbudi pekerti luhur.Aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku (Gal2:19-20), demikian kesaksian Paulus kepada umat di Galatia, kepada kita semua. Aku hidup untuk Allah, inilah panggilan dan tugas pengutusan kita semua. Ingat dan hayati bahwa kita semua diciptakan oleh Allah dan hanya karena serta oleh Allah kita dapat tumbuh berkembang seperti saat ini. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita miliki dan kuasai sampai saat ini adalah anugerah Allah yang kita terima melalui orang-orang yang telah berbuat baik kepada kita. Maka panggilan hidup untuk Allah kiranya dapat kita wujudkan dengan hidup bagi sesama manusia, alias menjadi man or woman for/with others. Maka marilah dimanapun dan kapanpan, dalam situasi dan kondisi apapun, dalam aneka kesibukan dan pelayanan kita, kita senantiasa mempersembahkan diri bagi kebahagiaan dan keselamatan semua orang (bonum commune). Secara khusus perkenankan di sini saya menghimbau dan meningatkan serta mengajak mereka yang berada di poros bisnis dan penentu kebijakan/pemerintah senantiasa berpihak pada/bersama rakyat banyak, entah di tingkat lokal maupun nasional serta internasional. Yang paling mendasar rasanya juga harus terjadi di dalam keluarga, dimana orangtua senantiasa berusaha demi kebahagiaan dan keselamatan anak-anak yang telah dianugerahkan kepada mereka, antara lain berani memboroskan waktu dan tenaga bagi anak-anak, bukan boros uang atau.harta benda. Marilah kita meneladan Yesus yang datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (Mrk10:45). Jabatan atau fungsi apapun hendaknya dihayati sebagai pelayanan bukan penguasaan.Haleluya! Pujilah, hai hamba-hamba TUHAN,pujilah nama TUHAN! Kiranya nama TUHAN dimasyhurkan, sekarang ini dan selama-lamanya. Dari terbitnya sampai kepada terbenamnya matahari terpujilah nama TUHAN.TUHAN tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti TUHAN, Allah kita, yang diam di tempat yang tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?(Mzm113:1-6)Jakarta, 6 Februari 2009
0 Respon
Tgl 05Feb2009 oleh Rm.I. Sumarya, S.J
0 Respon
Tgl 05Feb2009 oleh Rm.I. Sumarya, S.J
Comments
Post a Comment