Renungan Minggu Biasa XVII – Tahun C – 25 Juli 2010
Kej 18,20-32; Kol 2,12-14; Luk 1,1-13
Oleh: Rm. Victor Bani, SVD
Salah satu doa yang paling sering saya ucapkankan dalam hidup, bahkan hingga saat ini adalah doa Bapa Kami. Bagi saya pribadi, doa ini adalah doa yang terindah. Indahnya doa ini bukan semata-mata karena dia diajarkan oleh Tuhan Yesus sendiri kepada murid-muridNya, melainkan karena doa ini merupakan doa yang sungguh-sungguh keluar dari hati.
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang sering salah mengartikan doa Bapa Kami. Sebagian orang mengira Doa Bapa Kami adalah doa yang harus didoakan kata per kata dan sebagian yang lain malah memperlakukan doa ini seperti sebuah mantra, karena mengira kata-kata doa ini memiliki kuasa tertentu atau dapat mempengaruhi Tuhan. Padahal, Kitab Suci kita mengajarkan hal yang sebaliknya. Tuhan lebih tertarik kepada isi hati kita saat berdoa dan bukan kepada kata-kata kita. Matius 6:6 mengajar kita: “Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.” Lebih lanjut Matius 6:7 lagi mengatakan: “Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.” Dalam doa, kita mencurahkan hati kita kepada Tuhan (Filipi 4:6-7), bukan hanya sekedar mengulangi kata-kata hapalan kepada Tuhan.
Doa Bapa Kami mengajarkan kita, bagaimana caranya berdoa yang baik dan benar. Doa ini memberi kita „bahan-bahan“ yang perlu ada dalam setiap doa pribadi kita kepada Tuhan. “Bapa kami yang di surga” mengajar kita kepada siapa kita berdoa, yaitu kepada Bapa. “Dikuduskanlah namaMu” memberitahu kita untuk hanya menyembah dan memuji Tuhan. Frasa “Datanglah kerajaanMu, jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga” mengingatkan kita bahwa rencana dan kehendak Tuhanlah yang harus terjadi dalam hidup kita dan dalam dunia, bukan rencana kita sendiri. Dalam “berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya” kita diminta untuk meminta hal-hal yang kita butuhkan kepada Tuhan. “Ampunilah kami akan segala kesalahan kami, sama seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami” mengingatkan kita untuk mengakui dosa kita kepada Tuhan dan berbalik dari dosa, dan juga mengampuni orang-orang lain sebagaimana Tuhan telah mengampuni kita. Penutup dari Doa Bapa Kami, “dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, melainkan lepaskanlah kami dari yang jahat” adalah seruan minta tolong untuk dapat mengatasi dosa dan mohon perlindungan dari serangan si jahat.
Bila doa Bapa Kami ini didoakan dengan penuh kesungguhan, percayalah, bahwa doa-doa kita pasti akan didengarkan dan dikabulkan oleh Bapa di surga. „Mintalah, maka akan diberikan kepadamu… „.
Comments
Post a Comment