Kata orang, biji sesawi itu bentuknya kecil. Diameternya kurang lebih 1 milimeter. Lebih kecil dari banyak biji lainnya. Bahkan mungkin yang paling kecil dari segala jenis benih yang ada di muka bumi. Akan tetapi, biarpun kecil, bila ditaburkan, ia akan tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran lainnya. Lebih dari itu, setelah ditanam, dari biji yang kecil itu akan tumbuh cabang-cabang yang besar sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya. Cerita tentang biji sesawi ini mengingatkan saya akan kata-kata salah seorang misionaris Belanda yang pernah bekerja di tempat lahir saya, Pulau Timor, beberapa puluh tahun lalu. Ketika itu saya bertanya, mengapa dia mau meninggalkan tanah airnya, berlayar begitu jauh untuk mewartakan Injil, padahal belum tentu pewartaannya menghasilkan pertobatan. Jawabannya cukup menenangkan: ”Bekerja di sini jangan harap akan melihat hasil kerjamu. Butuh waktu 100 tahun untuk melihat hasil kerja sekarang.” K
Sebuah pendopo kecil, sebagai tempat berdiskusi