Manuver Partai Demokrat (PD) bersama PDIP menjelang terbentuknya pemerintahan baru ternyata hanya sebuah permainan politik. Permainan ini sengaja ditujukan untuk menekan partai mitra koalisi PD.
"Bukan mendekati, tapi ini hanya untuk menekan partai-partai mitra koalisi yang lain. Dengan kita mendekati PDIP, partai lain tidak berani macam-macam. Ini hanya sekedar permainan politik yang tidak tahu ujungnya seperti apa," kata Wakil Ketua Umum PD Ahmad Mubarok.
Hal itu dikatakan dia dalam diskusi bertajuk 'Kontrak Politik Vs Hak Prerogatif Presiden' di Gedung DPD, Komplek Senayan, Jakarta, Rabu (26/8/2009).
Saat ditanya partai mana yang dimaksud ingin ditekan, Mubarok enggan menyebutnya. "Nggak usah disebut, udah tahu sendiri lah, yang banyak tuntutan. Sekarang ya sudah terserah Pak SBY," ujarnya.
Seperti diketahui, dari semua partai barisan SBY-Boediono, hanya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) satu-satunya partai yang keras menolak manuver PD dan PDIP tersebut. Hal ini pun diyakni oleh pengamat politik Ikrar Nusa Bakti.
"Saya tahu yang dimaksud itu PKS, karena PKS yang sering menekan," ujar pengamat dari LIPI ini.
Menurut Ikrar, jika demikian halnya, PD berarti telah melanggar kontrak politik dengan partai-partai mitra koalisi. "Kalau begitu siapa yang sebenarnya santun dalam berpolitik," cetusnya.
Mubarok menambahkan, manuver-manuver yang dilakukan pihaknya adalah sesuatu yang wajar dalam politik. Permainan politik, katanya, adalah salah satu dimensi dalam politik itu sendiri. "Permainan itu nuansanya indah dan menyenangkan," pungkasnya.
Comments
Post a Comment