Skip to main content

Posts

Showing posts with the label Renungan

MEMULAI HARI INI DENGAN IBADAH – DOA

“Markus  1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia (Yesus) bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana”.   10-15 tahun yang lalu, rata-rata setiap keluarga di kota Gunungsitoli, Nias masih mengadakan kebaktian pagi atau malam. Kurang lebih 10 menit mereka bernyanyi, membaca Firman dan berdoa. Sehingga tidak jarang kita mendengar pagi hari bahkan malam hari bagaikan festival nyanyian rohani. Semua seakan berlomba dalam memuji Tuhan. Namun sekarang ini mulai jarang kita temukan hal yang demikian. Hanya beberapa keluarga saja yang mempertahankan tradisi yang demikian. Hal ini disebabkan perasaan jemu, bosan bahkan malu di dengar tetangga. Apalagi bila anggota keluarga tersebut buru-buru dalam memulai aktivitas, sehingga lupa berdoa. Lebih parah lagi bila lama bangun, makin lupa lagi berdoa he..he..Padahal tanpa disadari kebaktian keluarga itu sangat penting baik dalam membangun persekutuan dalam keluarga terlebih dengan Tuhan. Selain itu jangankan dul

Damai bagimu

Renungan Minggu Paskah VI Kis 15,1-2.22-2 9; Why 21,10-14.22-23 ; Yoh 14,23-29 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD „Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu …“ Kata-kata Yesus dalam bacaan Injil pada hari Minggu Paskah VI ini sungguh-sungguh memberikan peneguhan dan pengharapan, ketika kita mengalami berbagai kesulitan dalam kehidupan kita sehari-hari.  „Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu …“ Akan tetapi kalau kita melihat kembali realitas hidup kita, apa yang kita alami setiap hari, wajar kalau kita bertanya: apa benar bahwa Yesus sungguh-sungguh telah memberikan damai-Nya kepada kita? Ketika kita mendengar dan melihat berbagai peristiwa menyedihkan yang terjadi diberbagai belahan dunia, entah itu bencana alam: kelaparan, kekeringan, badai, banjir, angin ribut, tsunami, tanah longsor, dan gempa bumi, maupun peperangan yang berkepanjangan, pembunuhan yang tidak berkesudahan, pertikaian dan perselisihan, kekerasan

Antara Cinta dan Pengkhianatan

Renungan Minggu Paskah V Kis 14,21b-27; Why 21,1-5a; Yoh 13,31-33a.34-35 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Bacaan injil yang kita dengar hari ini menampilkan dua hal yang saling berlawanan, tetapi toh mempunyai hubungan satu dengan yang lainnya. Kisah yang ditulis oleh penginjil Yohanes ini dimulai dengan ‘kepergian Yudas’. Meskipun acara makan malam perpisahan antara Yesus dan murid-murid-Nya belum selesai, Yudas telah pergi meninggalkan mereka. Suatu sikap yang tidak pantas dari seorang murid. Para murid yang lain tidak tahu alasan kepergian Yudas, namun Yesus dan kita tahu, mengapa dia pergi tanpa pamit. Untuk apa dia meninggalkan mereka? Untuk mengkhianati Yesus, Gurunya sendiri. Itulah yang kita dengar pada awal perikop injil Yohanes hari ini. Lalu pada bagian akhir, diceriterakan bahwa Yesus memberikan suatu perintah baru kepada murid-murid-Nya: „Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu, demikian pula kam

Yesus, Sang Gembala Baik

Renungan Minggu Paskah IV – Tahun C – 25 April 2010 Hari Minggu Panggilan Kis 13,14.43-52; Why 7,9.14b-17; Yoh 10,27-30 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Dalam bacaan Injil hari ini, kepada orang-orang yang mengikuti-Nya, Yesus katakan bahwa Dia adalah Gembala yang baik. Bagi orang-orang yang hidup sejaman dengan Yesus, tidak ada problem yang besar untuk bisa mengerti apa yang Yesus maksudkan, karena pekerjaan sehari-hari kebanyakan dari mereka adalah menggembalakan ternak. Tapi bagi kita yang hidup ribuan tahun kemudian, yang tidak pernah tahu dan melihat: binatang macam apakah domba itu, tentu agak sulit untuk bisa  sungguh-sungguh mengerti dan memahami apa arti dan maksud perumpamaan Yesus tersebut. Tugas utama seorang penggembala adalah selain mencari makan buat ternak-ternaknya, juga harus mampu menjaga ternak tersebut dari serangan binatang buas atau dari incaran seorang pencuri. Seorang gembala yang baik harus mengenal domba-dombanya

„Percaya a la Thomas“

Renungan Minggu Paskah Kedua – Minggu Kerahiman Ilahi – Tahun C 11 April 2010 Kis 5,12-16; Why 1,9-11a.12-13.17-19; Yoh 20,19-31 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Injil hari ini berbicara tentang penampakkan Yesus kepada para murid-Nya, khususnya kepada Thomas. Ketika para rasul sedang berkumpul, entah untuk apa, tiba-tiba Yesus menampakkan diri kpd mereka. Meskipun, seperti penampakkan-penampakkan sebelumnya, awalnya mereka belum yakin, tapi toh pada akhirnya mereka tahu dan lantas percaya, bahwa Dia benar-benar adalah Yesus. Itupun setelah Yesus menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Ketika penampakkan ini diinformasikan kepada Thomas, yg kebetulan waktu itu tidak ada bersama para murid lain, Thomas tidak percaya begitu saja. Tentu ada diantara kita yang akan menyalahkan Thomas, mengapa dia tidak mau percaya. Mengapa dia menolak mentah-mentah: “Sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku ti

Yerusalem, lihatlah Rajamu

Renungan Minggu Palma – Tahun C – 28 Maret 2010 Bacaan Perarakan: Luk 19,28-40 Yes 50,4-7; Flp 2,6-11; Luk 22,14-23,56 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Ketika memasuki kota Yerusalem, 2000 tahun yang lalu, dengan menunggangi seekor keledai muda, Yesus disambut bagaikan seorang Raja Agung. Di belakang-Nya berlarian mengikuti Dia begitu banyak orang sambil bersorak-sorai: „Hosana, Putera Daud, diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan“. Di samping kanan dan kiri-Nya berjalan menyertai-Nya tidak sedikit orang sambil membawa ranting-ranting daun. Mereka mengelu-elukan Dia sebagai Raja bangsa Yahudi. Dan di depan-Nya berdiri menyambut-Nya para penduduk Yerusalem, tak terbilang jumlahnya, yang menghamparkan pakaian mereka di jalan sebagai ‚karpet merah‘ buat Mesias, Dia yang datang untuk menyelamatkan mereka. Penyambutan yang sungguh-sungguh luar biasa.   Satu minggu kemudian, di tempat yang sama, mereka yang sebelumnya begitu bersemangat menyambut Yesus dan mengagung-agungkan Dia sebagai R

Dosa dan Derita

Renungan Minggu Prapaskah III – Tahun C – 7 Maret 2010 Kel 3,1-8a. 13-15; 1 Kor 10,1-6. 10-12; Luk 13,1-9 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Bagi orang-orang Yahudi jaman Yesus, derita yang dialami seseorang selalu punya hubungan dengan dosa yang pernah dibuatnya. Makin banyak dan berat derita yang dialami, tandanya, banyak dan berat pula dosa yang pernah dibuat orang tersebut. Makanya ketika beberapa orang Galilea dibunuh Pilatus yang lalu mencampurkan darah mereka dengan darah korban yang mereka persembahkan dan ketika delapan belas orang lainnya tewas karena tertimpa menara dekat kolam Siloam, vonis orang-orang Yahudi: mereka adalah para pendosa berat dan nasib sial yang mereka alami, setimpal dengan dosa yang telah mereka perbuat. Berbeda dengan pandangan orang-orang sebangsa-Nya, bagi Yesus, kematian tragis yang dialami oleh orang-orang Galilea seperti yang diberitakan injil, tidak punya kaitan apa-apa dengan dosa yang telah mereka perbuat. “Sangkamu orang-orang Galilea ini lebi

Dicobai Iblis? Siapa Takut

Dicobai Iblis? Siapa Takut …!! Renungan Minggu Prapaskah I – Tahun C – 21 Februari 2010 Ul 26, 4-10; Rm 10,8-13; Luk 4,1-13 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD   Bacaan Injil hari ini berbicara tentang pencobaan Yesus di padang gurun. Berbeda dengan penginjil Markus yang tidak mengatakan berapa kali Yesus dicobai dan dalam hal-hal apa saja Dia diuji, dalam dua Injil lainnya, Matius dan Lukas, kita tahu, bahwa Yesus dicobai sebanyak tiga kali. Setelah berpuasa selama 40 hari dan 40 malam, laparlah Yesus. Dan iblis tahu hal itu. Dengan cerdiknya dia manfaatkan situasi ini, dan katakan kepada Yesus: „Kalau Engkau benar-benar Putera Allah, suruhlah batu-batu ini menjadi roti.“ Sebagai Putera Allah, merubah batu menjadi roti tentu bukan merupakan pekerjaan yang susah. Segampang orang membolak-balikkan telapak tangan, demikian juga merubah batu menjadi roti, bagi Yesus. Sangat mudah. Tetapi apakah Yesus begitu saja menuruti bujuk rayu s

Surat Gembala Prapaska 2010

Renungan Minggu – Minggu Biasa VI – Tahun C – 14 Februari 2010 Yer 17, 5-8; 1 Kor 15, 12. 16-20; Luk 6, 17. 20-26   (dibacakan sebagai pengganti kotbah, dalam setiap Misa, Sabtu/Minggu,13/14 Februari 2010) Saudara-saudari Umat katolik Keuskupan Agung Jakarta yang terkasih, 1. Hari Rabu mendatang kita memasuki masa puasa, masa pentobatan untuk menyongsong Hari Raya Paskah. Selama masa Prapaskah kita diajak untuk mendalami tema pentobatan yang sudah kita pilih, yaitu “Mari bersama-sama melawan kemiskinan”. Tema ini dipilih karena kemiskinan adalah tantangan iman yang amat mendesak untuk ditanggapi dan dilawan. Angka-angka mengenai kemiskinan berikut ini dapat memberikan gambaran kepada kita, betapa mendesaknya tantangan iman ini: di tanah-air, di antara kita masih banyak saudara-saudari kita yang tergolong miskin. Menurut angka resmi ada 32,57 juta orang miskin di Indonesia. Di wilayah Keuskupan Agung Jakarta ya

Penjala Ikan menjadi Penjala Manusia

Renungan Minggu – Hari Minggu Biasa V – Tahun C – 7 Februari 2010 Yes 6,1-2a. 3-8; 1 Kor 15,1-11; Luk 5,1-11 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD Bacaan Injil hari ini mengisahkan panggilan para murid pertama setelah mereka gagal menangkap ikan semalam suntuk. Berbeda dengan ceritera panggilan dalam Injil-Injil lainnya, penginjil Lukas menampilkan kisah panggilan ini dalam gaya yang dramatis. Sesudah berusaha menangkap ikan semalam suntuk tanpa hasil, para murid bertemu dengan Yesus yang baru selesai mengajar orang banyak. Perjumpaan ini membawa para murid pada pengalaman iman yang sangat mengesankan dan tak terlupakan. Atas perintah Yesus, sekali lagi mereka menebarkan jala ke danau meskipun semula mereka enggan melakukannya. Apa yang mereka dapatkan, sungguh di luar perkiraan. Mereka bukan saja berhasil menangkap sejumlah besar ikan, bahkan jala merekapun mulai koyak, tak sanggup untuk menampung semuanya. Keberhasilan ini menyadarkan mereka bahwa dalam diri Yesus ada suatu ‚alternatif‘ l

Nabi diterima dimana-mana, kecuali di tempat asalnya sendiri

Renungan Minggu – Hari Minggu Biasa IV – Tahun C – 31 Januari 2010 Yer 1,4-5. 17-19; 1 Kor 12,31-13,13; Luk 4,21-30 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD Bila kita melihat kembali perjalanan hidup Yesus sejak dilahirkan hingga wafat-Nya di kayu salib, terutama pada tiga tahun terakhir hidup-Nya, saat Dia berkeliling untuk mengajar, untuk mewartakan Injil dan untuk menyembuhkan penyakit orang banyak yang datang kepada-Nya, bisa dikatakan bahwa Yesus adalah salah seorang tokoh yang semasa hidup-Nya bukan saja dicintai, dicari-cari, dikagumi dan diidolakan, tetapi sekaligus ‚dibenci‘ dan tidak disukai oleh banyak orang. Ada banyak contoh dalam keempat Injil yang bisa kita jadikan sebagai bukti. Saya sebutkan dua diantaranya: Yang pertama: Kelahiran Yesus di Betlehem bukan saja mendatangkan kegembiraan dan sukacita bagi kedua orang tua-Nya, Maria dan Yusuf, bagi para Malaikat, para Gembala dan orang-orang Majus dari Timur bahkan seluruh dunia, tetapi juga membawa ketakutan, kec

Mukjizat Kana: Cara Peduli Sesama ala Maria dan Yesus

Renungan Minggu – Hari Minggu Biasa II – Tahun C – 17 Januari 2010 Yes 62,1-5; 1 Kor 12,4-11; Yoh 2,1-11 Oleh: Rm. Victor Bani, SVD Sadar ataupun tidak, kita semua merupakan bagian dari suatu masyarakat, entah itu di tempat di mana kita bekerja maupun di tempat di mana kita tinggal. Karena kita adalah bagian dari masyarakat, maka mau tidak mau, suka ataupun tidak, kita mesti terlibat di dalam kehidupan bermasyarakat kita. Persoalannya, bagaimana caranya kita lakukan itu? Maria dan Yesus, dalam bacaan Injil hari ini memberikan suatu contoh yang sangat bagus untuk kita. Bersama dengan putranya, Yesus, yang datang dengan murid-muridNya, dia menghadiri sebuah upacara pernikahan, di kota kecil Kana. Kana adalah salah satu desa di wilayah perbukitan Galilea, berjarak kurang lebih 14 KM dari Nazareth, tempat Yesus dibesarkan. Entah karena salah perhitungan atau entah karena apa, tiba-tiba tuan rumah kehabisan anggur. Kehabisan anggur bagi orang-orang Yahudi, apalagi itu terjadi dalam