Katakanlah Desi adalah tokoh yang saya ingin ceritakan. Desi adalah anak pertama dari seorang pekerja honorer (sang ayah), ibu Desi adalah seorang ibu rumah tangga. Desi adalah anak pertama dari 9 bersaudara.
Desi adalah seorang manusia yang menginginkan bisa belajar dengan baik tak usah muluk-muluk punya mobil, kost mewah, rumah mewah bisa makan saja Desi sudah merasa untung. Suatu hari Ia diterima untuk sekolah di suatu universitas terkenal dibandung, Ia masuk hanya bermodalkan sebuah kata "Tak Menyerah", Ia tak punya apapun untuk bisa hidup di bandung. Masuklah Desi di universitas tersebut, tak punya uang, bahkan buat makan pun susahnya minta ampun yang lebih ironis Ia tidak punya kostan.
Karena tidak punya tempat tinggal, yang dilakukan Desi sehari-hari adalah numpang sana-numpang sini sudah pahit rasanya di caci maki sana-sini karena numpang. Sobat Desi adalah perempuan, hidup memang tak pernah kenal laki-laki ataupun perempuan, inilah hidup. Hidup pahit Desi selama 4 tahun di universitas tersebut berakhir manis Desi dapat nilai yang baik.
Inilah perjuangan Desi tak pernah puas, tak pernah menyesal dan tak pernah kapok. Mungkin beberapa orang berkata sudah lulus S-1, ya udah tinggal cari kerja dan hiduplah bersenang-senang. Tapi Desi tidak, dia melanjutkan belajarnya di sebuah Universitas atau Institut terkenal, inilah pertemuan pertama Desi dengan Kakak saya, kakak saya bercerita Desi tubuhnya kurus kering, jadwal makan pagi hanya dengan sebungkus roti yang harganya Rp. 1200,- jadwal keduanya makan siang jam 2 dan tentu Desi cuma makan 2 kali sehari.
Dia mengais rejeki dengan mengajar anak-anak sekolah, mungkin harusnya cukup bagi dia tapi tunggu dulu, Desi memiliki tanggungan lain yaitu adik-adiknya. Hidup memang tak selamanya manis tapi ini terlalu pahit. pada suatu hari kakak saya berniat mengajak makan dan mencoba untuk mentraktirnya tapi Desi bukan pengemis, Desi boleh miskin tapi Desi bukan pengemis. Harga diri yang tingginya itu justru yang membuat dia terus survive.
Suatu kisah, dia mengerjakan Thesis tapi bagaimana cara dia mengerjakannya. Cara dia, pertama dia tidur selalu lebih awal dari yang lain sambil berkata pada temannya "boleh pinjam laptopnya" kata Desi ke temannya (Desi numpang di teman tersebut), kata temannya "tapi Des, saya juga perlu" dan Desi berkata "Iya, saya nanti pinjamnya setelah kamu selesai" dia kemudian tidur dan mengerjakan tugas-tugasnya sangat larut malam atau bahkan pagi hari.
Kisah berikutnya, Desi tentu tidak punya Laptop dia hanya punya Flashdisk dan itu satu-satunya. Bagaimana perasaan anda ketika Desi bilang "Flashdisk-ku kena virus, Thesis aku ilang," Cobaan tak pernah berhenti sampai situ.
SNMPTN pun tiba, Adik Desi pun kena giliran untuk kuliah, adiknya bertanya ke Desi " Mbak aku gak usah kuliah aja ya" tapi coba pikir apa yang Desi katakan "Kuliah aja de, jangan pikirin yang lain". Sobat bagaimana adiknya bisa hidup? bila kakaknya (Desi) saja masih numpang, lalu adiknya mau dimana? Adiknya pun akhirnya numpang juga di asrama temannya yang notabene tidak diperuntukkan untuk Desi apalagi sang adiknya.
Inilah Hidup, Desi Harus Berani menghadapi kenyataan Hidup yang pahit. Belum tentu kita mampu hidup layaknya Desi, kita mungkin sudah menyerah jauh-jauh hari.
Seperti Desi "Jangan Pernah Menyerah", Desi dapat bertahan di arena kehidupan yang keras karena tak pernah menyerah.
"Jangan Putus Asa" Selalu ada jalan kalau kita percaya dan berusaha.
"Hiduplah di telapak kakimu sendiri" jangan tegantung sama orang lain.
Desi adalah seorang manusia yang menginginkan bisa belajar dengan baik tak usah muluk-muluk punya mobil, kost mewah, rumah mewah bisa makan saja Desi sudah merasa untung. Suatu hari Ia diterima untuk sekolah di suatu universitas terkenal dibandung, Ia masuk hanya bermodalkan sebuah kata "Tak Menyerah", Ia tak punya apapun untuk bisa hidup di bandung. Masuklah Desi di universitas tersebut, tak punya uang, bahkan buat makan pun susahnya minta ampun yang lebih ironis Ia tidak punya kostan.
Karena tidak punya tempat tinggal, yang dilakukan Desi sehari-hari adalah numpang sana-numpang sini sudah pahit rasanya di caci maki sana-sini karena numpang. Sobat Desi adalah perempuan, hidup memang tak pernah kenal laki-laki ataupun perempuan, inilah hidup. Hidup pahit Desi selama 4 tahun di universitas tersebut berakhir manis Desi dapat nilai yang baik.
Inilah perjuangan Desi tak pernah puas, tak pernah menyesal dan tak pernah kapok. Mungkin beberapa orang berkata sudah lulus S-1, ya udah tinggal cari kerja dan hiduplah bersenang-senang. Tapi Desi tidak, dia melanjutkan belajarnya di sebuah Universitas atau Institut terkenal, inilah pertemuan pertama Desi dengan Kakak saya, kakak saya bercerita Desi tubuhnya kurus kering, jadwal makan pagi hanya dengan sebungkus roti yang harganya Rp. 1200,- jadwal keduanya makan siang jam 2 dan tentu Desi cuma makan 2 kali sehari.
Dia mengais rejeki dengan mengajar anak-anak sekolah, mungkin harusnya cukup bagi dia tapi tunggu dulu, Desi memiliki tanggungan lain yaitu adik-adiknya. Hidup memang tak selamanya manis tapi ini terlalu pahit. pada suatu hari kakak saya berniat mengajak makan dan mencoba untuk mentraktirnya tapi Desi bukan pengemis, Desi boleh miskin tapi Desi bukan pengemis. Harga diri yang tingginya itu justru yang membuat dia terus survive.
Suatu kisah, dia mengerjakan Thesis tapi bagaimana cara dia mengerjakannya. Cara dia, pertama dia tidur selalu lebih awal dari yang lain sambil berkata pada temannya "boleh pinjam laptopnya" kata Desi ke temannya (Desi numpang di teman tersebut), kata temannya "tapi Des, saya juga perlu" dan Desi berkata "Iya, saya nanti pinjamnya setelah kamu selesai" dia kemudian tidur dan mengerjakan tugas-tugasnya sangat larut malam atau bahkan pagi hari.
Kisah berikutnya, Desi tentu tidak punya Laptop dia hanya punya Flashdisk dan itu satu-satunya. Bagaimana perasaan anda ketika Desi bilang "Flashdisk-ku kena virus, Thesis aku ilang," Cobaan tak pernah berhenti sampai situ.
SNMPTN pun tiba, Adik Desi pun kena giliran untuk kuliah, adiknya bertanya ke Desi " Mbak aku gak usah kuliah aja ya" tapi coba pikir apa yang Desi katakan "Kuliah aja de, jangan pikirin yang lain". Sobat bagaimana adiknya bisa hidup? bila kakaknya (Desi) saja masih numpang, lalu adiknya mau dimana? Adiknya pun akhirnya numpang juga di asrama temannya yang notabene tidak diperuntukkan untuk Desi apalagi sang adiknya.
Inilah Hidup, Desi Harus Berani menghadapi kenyataan Hidup yang pahit. Belum tentu kita mampu hidup layaknya Desi, kita mungkin sudah menyerah jauh-jauh hari.
Seperti Desi "Jangan Pernah Menyerah", Desi dapat bertahan di arena kehidupan yang keras karena tak pernah menyerah.
"Jangan Putus Asa" Selalu ada jalan kalau kita percaya dan berusaha.
"Hiduplah di telapak kakimu sendiri" jangan tegantung sama orang lain.
Comments
Post a Comment