Bertepatan dengan
Pesta Penampakan Tuhan, yang jatuh tanggal 5 Januari 2014, Gereja
Katolik Keuskupan Agung Jakarta secara resmi memasuki Tahun Pelayanan,
dengan tema: Dipilih Untuk Melayani. Setelah dua tahun terakhir mengajak
umat untuk mendalami iman akan Yesus Kristus terutama lewat perayaan
Ekaristi (tema Arah Dasar KAJ tahun 2012) dan memupuk persaudaraan
sejati (tema Arah Dasar KAJ tahun 2013), kini kaum beriman diminta untuk
meningkatkan pelayanan kasihnya terhadap sesama.
“Tahun Pelayanan tidak bisa dipisahkan
dari Tahun Iman dan Tahun Persaudaraan”, tulis Bapak Uskup Mgr. Ignatius
Suharyo, dalam Surat Gembalanya, awal tahun ini. “Iman yang sejati”,
menurutnya, “akan berbuah persaudaraan. Belum atau kurang adanya
persaudaraan merupakan tanda bahwa iman belumlah kuat dan mendalam.
Selanjutnya persaudaraan yang sejati akan berbuah pelayanan yang tulus
dan gembira. Persaudaraan yang tidak atau belum berbuah pelayanan kasih
barulah egoisme dalam bentuk yang terselubung”.
Apa dasar anjuran ini? Sangat sederhana.
Iman umat aka
n Yesus baru akan bermakna bila diterapkan dalam hidup
sehari-hari. Apa yang bisa dilakukan? Ada dua hal. Yang pertama, secara
ke dalam, umat dianjurkan untuk memperat hubungan di antara anggota
keluarga: dengan suami, istri dan anak-anak. Selanjutnya, relasi
diperluas dengan membangun komunikasi yang baik dengan orang-orang
selingkungan, sewilayah, dan separoki. Langkah selanjutnya adalah
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat se-RT, se-RW dan
seterusnya.
Yang kedua, secara ke luar. Salah satu
cara untuk meningkatkan hubungan yang baik dan harmonis dengan semua
orang adalah memberikan pelayanan yang baik. Pelayanan yang dimaksudkan
di sini adalah pelayanan yang dilakukan berdasarkan kasih, bukan
semata-mata untuk mengejar keuntungan materi. Apa itu mungkin? Kepada
para murid, Yesus katakan bahwa Dia datang ke dunia bukan untuk
dilayani, melainkan untuk melayani. Yesus buktikan itu. Seluruh
hidup-Nya Dia gunakan untuk melayani, terutama melayani mereka yang
miskin, sakit, menderita dan tidak mendapatkan tempat dalam masyarakat.
Sebagai murid-murid Yesus, tugas kita
adalah melanjutkan apa yang telah Dia mulai. Apa yang bisa kita lakukan?
Bapak Uskup Suharyo menganjurkan, “Setiap usaha untuk semakin
memuliakan martabat manusia, mewujudkan kesejahteraan umum,
mengembangkan solidaritas, memberi perhatian lebih kepada
saudari-saudara kita yang kurang beruntung dan melestarikan keutuhan
ciptaan adalah pelayanan”. Selain itu, sama seperti pada zaman Yesus,
kini, di sekitar kita pun ada begitu banyak orang yang lapar, haus,
telanjang, tidak mempunyai tempat tinggal, sendirian dan sebagainya.
Kita bisa mulai melayani dari sana.
P. Victor Bani, SVD