Ada dua orang yang pergi berdoa
di Bait Allah. Yang satu adalah orang Farisi, yang lainnya pemungut
cukai. Di hadapan Tuhan, si orang Farisi bersyukur karena dia tidak sama
seperti orang lain. Dia juga mengingatkan bahwa telah melakukan banyak
kebaikan dan yang terpenting, dirinya tak sama seperti pemungut cukai
yang juga sedang berdoa tak jaunt dari tempatnya berdiri. Sedangkan si
pemungut cukai, yang disebut orang Farisi dalam doanya, berdiri
jauh-jauh, dan sambil menepuk-nepuk dadanya, ia memohon belas kasihan
Tuhan.
Apa yang dikatakan Yesus tentang kedua
orang ini? Pemungut cukai itu pulang ke rumahnya sebagai orang yang
dibenarkan Allah. Mengapa? Dia benar, karena mengakui bahwa dia adalah
orang berdosa. Dia benar karena memohon belas kasihan Tuhan dengan penuh
kerendahan hati. Sebaliknya, si orang Farisi pulang sebagai orang yang
tidak dibenarkan Allah karena dia telah meninggikan dirinya. Dia datang
sebagai „orang yang menganggap dirinya benar“ dan pulang sebagai „orang
yang disalahkan Tuhan.“
Sejak dulu para rahib Timur selalu
memanjatkan sebuah doa yang luar biasa, yang disebut „Doa Yesus“.
Rumusan doanya sangat singkat. „Yesus, Putra Allah yang hidup,
kasihanilah aku orang yang berdosa ini.“ Mengapa para rahib tersebut
mengajarkan doa yang sederhana ini? Karena, menurut mereka, doa Kristen
yang sejati adalah seperti doa si pemungut cukai dalam bacaan Injil hari
ini. Setiap hari dan bahkan seluruh hidup kita haruslah merupakan doa
permohonan belas kasihan yang terus menerus di hadapan Allah. Mengapa?
Karena kita adalah orang berdosa.
„Doa Yesus“ adalah doa yang sangat
mujarab untuk mengalahkan segala keanggkuhan dan peninggian diri kita.
Doa ini membersihkan hati ini. Saat kita tunduk di hadapan Allah, Dia
akan membersihkan hati kita karena hanya Dialah yang berkuasa
mengalahkan segala kejahatan kita.
Di hadapan Tuhan, si orang Farisi
menghitung-hitung segala kebaikan dan menganggap dirinya benar. Hal itu
juga yang dibuat Paulus sebelum pertobatannya. Dia menganggap
perbuatannya membinasakan para pengikut Kristus adalah benar. Namun
setelah mengenal Yesus, pikirannya sama sekali berubah. Kita dibenarkan
oleh Kristus bukan karena pekerjaan kita melainkan karena karendahan
hati untuk datang memohon ampun dan meminta kekuatan kasih-Nya yang
dapat mengubah setiap hati.
P. Victor Bani, SVD