Gereja Naesleu _ Kefamenanu,
Dalam sambutannya, Direktur Pendidikan Agama Katolik Departemen agama RI, Drs. Stef Agus, menyatakan bahwa telah lahir di Keuskupan Atambua Sekolah Pendidikan Pastoral. Kelahiran ini membawa 2 (dua) aspek yaitu sisi kegembiraan dan sukacita serta sisi kecemasan dan rasa was-was. Jika kedua sisiini menjadi satu maka akan mendorong adanya kemajuan dan membentuk kita menjadi pribadi yang bijaksana. Walaupun ada banyak tantangan yang ditempuh namun pada ajhirnya perjuangan ini membuahkan hasil. Namun pertanyaannya sekarang adalah : Apakah kelahiran STIPAS ini akan berkembang seprti yang diharapkan ? jawabannya tentu ada pada kita, jika semua proses dan pelaksanaannya digantungkan pada yang ilahi maka saya yakin bahwa semuanya akan berjalan dengan baik, kata stef Agus.
Iman dan Moral dalam Negara berkebangsaan yang melandaskan keyakinannya pada Ke-Tuhanan Yang Maha Esa menempati peranan yang sangat penting, untuk itu, An. Bimas Katolik dan Dirjend Bimas Katolik Stef menyampaikan beberapa harapan : 1). Lembaga Perguruan Tinggi ini dapat di kelola sesuai ketentuan yang berlaku, 2). Untuk menghasilkan tamatan / out put yang mempunyai pengetahuan, keterampilan maka diperlukan spiritualitas yang memadai yang melandaskan semua proses pada dasar-dasar diperlukan spiritualitas yang memadai yang melandaskan semua proses pada dasar-dasar yang kokoh, 3). Ijasah yang dihasilkan mempunyai dampak hokum yaitu di akui oleh Negara. Namun yang perlu di tekankan adalah, di satu sisi ijasah itu penting karena merupakan bentuk pengakuan atas keberadaan seseorang dalam suatu lembagapendidikan tapi yang terpenting adalah “kualitas diri” manusia itu sendiri, 4). Perlu adanya penertiban penyelenggaraan pendidikan dan pembenahan-pembenahan, diantaranya : a) Perlu adanya penyususunan kurikulum, karena penyusunan kurikulum mempengaruhi jenis dan mutu tenaga yang dihasilkan, Pemerintah Pusat dalam hal ini Bimas Katolik, meyediakan anggaran bagi para Dosen termasuk Dosen Honorer, menyediakan pula buku-buku perpustakaan, b) mempersiapakn tenaga pendidik/dosen, penyediaan beasiswa bagi program studi S2 dan S3, c) Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu penyediaan ruang kuliah yang memadai, perpustakaan yang memungkinkan seta laboratorium sesuai standar.
Pada kesempatan itu pula Drs. Stef Agus meminta agar rancanagan proposal bantuan pendidikan segera dipersiapkan. Diharapkan agar rancangan kebutuhan yang disusun harus realistis sehingga ketika anggarannya terealisasi maka pengeluarannya disesuaikan dengan patokan dana yang ada.
Sementara itu, Uskup Atambua, Dominikus Saku, Pr, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimaksih kepda Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Agama RI yang telah memberikan kepercayaan kepada Keuskupan Atambua yaitu dengan diserahkannya SK berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral / STIPAS St. Petrus Keuskupan Atambua dengan tujuan untuk membentuk dan mendidik katekis-katekis yang handal yang pada akhirnya mampu menjawabi kebutuhan pada Keuskupan Atambua, serta meminta bantuan dalam berbagai pendampingan baik mulai dari kebijakan-kebijakan sampai pada operasionalnya terkhusus dalam proses pembenahan dan juga pembinaan. Pada kesempatan itu, Uskup Atambua juga menyambapaikan beberapa aspek spiritual, diantaranya adalah : harus adanya budaya baca. Setiap Perguruan Tinggi yang ada di Keuskupan Atambua sampai pada sekola-sekolah harus dikembangkan menjadi lembaga yang mencintai bacaan. Perlu adanya pembenhan perpustakaan dan pembenahan personality, - harus adanya budaya tulis, harus adanya budaya bicara dan juga budaya jaringan/internet.
Uskup atambua juga menekankan disiplin kerja dalam berorganisasi, dimana belum adanya kerjasama baik antara sessama umat juga antara lembaga yang satu dengan lainnya. Selain itu juga kita masih belum mampu membedakan urusan-urusan petsonal dengan organisasi. Mengakhiri sambutannya, Uskup atambua, mnghimbau kepada seluruh civitas akademika STIPAS St. Petrus, agar tidak perlu merasa rendah diri lagi namun berjuanglah maksimal karena kesuksesan bukan ada di tangan para pendidik/dosen tapi keberhasilan itu ada pada diri anda, tunjukkanlah kualitas diri menjadi pribadi-pribadi yang mampu bersaing ditingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan Wakil Bupati belu, Lodovikus taolin, BA dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam perjalanan suatu organisasi atau Perguruan Tinggi harus berjalan dalam system dan prosedur yang ada, karena dengan demikian organisasi atau Perguruan Tinggi tersebut sukses dan prosedur yang ada, karena dengan demikian organisasi atau Perguruan Tinggi tersebut sukses dan proses pelaksanaan aamaupun penyelenggaraannya akan berjalan dengan baik. Pemmda Belu pada dasarnya siap mebantu proses pelaksanaannya, namun tentunya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan semua komponen yang terkait, sehingga penyalurannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan juga sesuai dengan peraturan yang ada.
Diakhir sambutannya, Wakil Bupati Taolin, meminta kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Bimas Katolik Departemen Agama RI agar membantu penyelenggaraannya. Taolin juga meminta kepada seluruh umat Keuskupan atambua untuk membantu secara materiil dan spiritual demi suksesnya pembengunan STIPAS ini, jika umat saling membantu dan menopang maka tidak ada yang mustahil yang tidak mungkin dapat dilaksanakan, pintanya.
Bupati TTU, Drs. Gabriel Manek, M.Si dalam sambutannya pada cara tersebut menyatakan bahwa pemerintah melihat bahwa ada hal-hal eksternal positif yang berkembang dari 3 (tiga) Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Timor, Akademi Kebidanan dan STIPAS, yaitu : Eksternal Positif pendidikan politik masyarakat dan eksternal positif ekonomi. Dimana perputaran ekonomi yang sangat signifikan akan berputar di TTU seiring dengan adanya STIPAS dan Perguruan Tinggi lainnya. Namumn Pemerintah meminta kepada Bimas Katolik untuk membrikan ijin operasional untuk semua kegiatan akademis sampai pada proses wisudanya, dapat dilakukan di Kefamenanu. Hal senada pula diungkapkan kepada Ketua Badan STIPAS Kupang. Berkaitan dengan pembangunan STIPAS, Bupati Manek juga menyatakan PEMDA TTU menyiapkan lokasi untuk pembangunan STIPAS yang bertempat di Km. 9. (Mia)
Iman dan Moral dalam Negara berkebangsaan yang melandaskan keyakinannya pada Ke-Tuhanan Yang Maha Esa menempati peranan yang sangat penting, untuk itu, An. Bimas Katolik dan Dirjend Bimas Katolik Stef menyampaikan beberapa harapan : 1). Lembaga Perguruan Tinggi ini dapat di kelola sesuai ketentuan yang berlaku, 2). Untuk menghasilkan tamatan / out put yang mempunyai pengetahuan, keterampilan maka diperlukan spiritualitas yang memadai yang melandaskan semua proses pada dasar-dasar diperlukan spiritualitas yang memadai yang melandaskan semua proses pada dasar-dasar yang kokoh, 3). Ijasah yang dihasilkan mempunyai dampak hokum yaitu di akui oleh Negara. Namun yang perlu di tekankan adalah, di satu sisi ijasah itu penting karena merupakan bentuk pengakuan atas keberadaan seseorang dalam suatu lembagapendidikan tapi yang terpenting adalah “kualitas diri” manusia itu sendiri, 4). Perlu adanya penertiban penyelenggaraan pendidikan dan pembenahan-pembenahan, diantaranya : a) Perlu adanya penyususunan kurikulum, karena penyusunan kurikulum mempengaruhi jenis dan mutu tenaga yang dihasilkan, Pemerintah Pusat dalam hal ini Bimas Katolik, meyediakan anggaran bagi para Dosen termasuk Dosen Honorer, menyediakan pula buku-buku perpustakaan, b) mempersiapakn tenaga pendidik/dosen, penyediaan beasiswa bagi program studi S2 dan S3, c) Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu penyediaan ruang kuliah yang memadai, perpustakaan yang memungkinkan seta laboratorium sesuai standar.
Pada kesempatan itu pula Drs. Stef Agus meminta agar rancanagan proposal bantuan pendidikan segera dipersiapkan. Diharapkan agar rancangan kebutuhan yang disusun harus realistis sehingga ketika anggarannya terealisasi maka pengeluarannya disesuaikan dengan patokan dana yang ada.
Sementara itu, Uskup Atambua, Dominikus Saku, Pr, dalam sambutannya menyampaikan ucapan terimaksih kepda Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Departemen Agama RI yang telah memberikan kepercayaan kepada Keuskupan Atambua yaitu dengan diserahkannya SK berdirinya Sekolah Tinggi Ilmu Pastoral / STIPAS St. Petrus Keuskupan Atambua dengan tujuan untuk membentuk dan mendidik katekis-katekis yang handal yang pada akhirnya mampu menjawabi kebutuhan pada Keuskupan Atambua, serta meminta bantuan dalam berbagai pendampingan baik mulai dari kebijakan-kebijakan sampai pada operasionalnya terkhusus dalam proses pembenahan dan juga pembinaan. Pada kesempatan itu, Uskup Atambua juga menyambapaikan beberapa aspek spiritual, diantaranya adalah : harus adanya budaya baca. Setiap Perguruan Tinggi yang ada di Keuskupan Atambua sampai pada sekola-sekolah harus dikembangkan menjadi lembaga yang mencintai bacaan. Perlu adanya pembenhan perpustakaan dan pembenahan personality, - harus adanya budaya tulis, harus adanya budaya bicara dan juga budaya jaringan/internet.
Uskup atambua juga menekankan disiplin kerja dalam berorganisasi, dimana belum adanya kerjasama baik antara sessama umat juga antara lembaga yang satu dengan lainnya. Selain itu juga kita masih belum mampu membedakan urusan-urusan petsonal dengan organisasi. Mengakhiri sambutannya, Uskup atambua, mnghimbau kepada seluruh civitas akademika STIPAS St. Petrus, agar tidak perlu merasa rendah diri lagi namun berjuanglah maksimal karena kesuksesan bukan ada di tangan para pendidik/dosen tapi keberhasilan itu ada pada diri anda, tunjukkanlah kualitas diri menjadi pribadi-pribadi yang mampu bersaing ditingkat yang lebih tinggi.
Sedangkan Wakil Bupati belu, Lodovikus taolin, BA dalam sambutannya menyatakan bahwa dalam perjalanan suatu organisasi atau Perguruan Tinggi harus berjalan dalam system dan prosedur yang ada, karena dengan demikian organisasi atau Perguruan Tinggi tersebut sukses dan prosedur yang ada, karena dengan demikian organisasi atau Perguruan Tinggi tersebut sukses dan proses pelaksanaan aamaupun penyelenggaraannya akan berjalan dengan baik. Pemmda Belu pada dasarnya siap mebantu proses pelaksanaannya, namun tentunya harus dibicarakan terlebih dahulu dengan semua komponen yang terkait, sehingga penyalurannya sesuai dengan mekanisme yang berlaku dan juga sesuai dengan peraturan yang ada.
Diakhir sambutannya, Wakil Bupati Taolin, meminta kepada Pemerintah Pusat dalam hal ini Bimas Katolik Departemen Agama RI agar membantu penyelenggaraannya. Taolin juga meminta kepada seluruh umat Keuskupan atambua untuk membantu secara materiil dan spiritual demi suksesnya pembengunan STIPAS ini, jika umat saling membantu dan menopang maka tidak ada yang mustahil yang tidak mungkin dapat dilaksanakan, pintanya.
Bupati TTU, Drs. Gabriel Manek, M.Si dalam sambutannya pada cara tersebut menyatakan bahwa pemerintah melihat bahwa ada hal-hal eksternal positif yang berkembang dari 3 (tiga) Perguruan Tinggi, yaitu Universitas Timor, Akademi Kebidanan dan STIPAS, yaitu : Eksternal Positif pendidikan politik masyarakat dan eksternal positif ekonomi. Dimana perputaran ekonomi yang sangat signifikan akan berputar di TTU seiring dengan adanya STIPAS dan Perguruan Tinggi lainnya. Namumn Pemerintah meminta kepada Bimas Katolik untuk membrikan ijin operasional untuk semua kegiatan akademis sampai pada proses wisudanya, dapat dilakukan di Kefamenanu. Hal senada pula diungkapkan kepada Ketua Badan STIPAS Kupang. Berkaitan dengan pembangunan STIPAS, Bupati Manek juga menyatakan PEMDA TTU menyiapkan lokasi untuk pembangunan STIPAS yang bertempat di Km. 9. (Mia)
Comments
Post a Comment